Siapa Riza Chalid yang Anaknya Jadi Tersangka Kasus Korupsi Pertamina, Dulu Terseret Kasus 'Papa Minta Saham'
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Taipan Minyak Riza Chalid, terseret dalam kasus korupsi tata kelola minyak dan produksi kilang di lingkup Pertamina dan kontraktor yang merugikan negara Rp 193,7 triliun.
Pada Selasa (25/2/2025), Kejaksaan Agung (Kejagung) menggeledah rumah dan kantor Riza Chalid di Lantai 20 Plaza Asia Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat dan satu rumah di Jalan Jenggala 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Penggeledahan dilakukan usai Kejagung menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam kasus korupsi tersebut.
Kejagung melakukan penggeledahan karena Muhammad Kerry Adrianto Riza (MKAR) selaku beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa yang menjadi tersangka korupsi Pertamina merupakan putra Riza Chalid.
“Kita harapkan dengan upaya tindakan penggeledahan ini akan makin membuat terang, membuka tabir tindak pidana ini, dan membuat makin terang dan jelas,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar dalam keterangannya.
Berikut profil Riza Chalid yang rumah dan kantornya digeledah Kejagung terkait kasus korupsi tata kelola minyak
Profil Riza Chalid
Tidak banyak informasi mengenai sosok Riza Chalid. Namun, diketahui bahwa taipan minyak tersebut pernah mengendalikan beberapa perusahaan besar.
Riza Chalid pernah mengendalikan Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) selama bertahun-tahun.
Riza Chalid juga mengendalikan Global Energy Resources yang memenangkan tender-tender bisnis minyak. Global Energy Resources merupakan pemasok terbesar minyak mentah ke PETRAL.
Setelah itu, Riza Chalid mengendalikan Gold Manor, perusahaan yang pernah disebut dalam kasus dugaan korupsi tender impor minyak Zatapi pada 2008.
Kasus Riza Chalid
Sebelum terlibat kasus korupsi tata kelola minyak mentah Pertamina, Riza Chalid pernah ramai dibicarakan di Indonesia ketika kasus “Papa Minta Saham” mencuat pada 2015.
“Papa Minta Saham” adalah skandal politik yang melibatkan eks Ketua DPR Setya Novanto. Dalam kasus tersebut, terungkap pembicaraan antara Setya Novanto, Riza Chalid, dan Maroef Sjamsoeddin selaku Presiden Direktur PT Freeport Indonesia.
Ketiganya membahas soal saham Freeport, pembagian saham untuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, serta Pemilihan Presiden 2019.
Saat itu, Setya Novanto dan Riza Chalid diduga mencatut nama presiden dan wakil presiden untuk meminta saham Freeport sebanyak 20 persen.
Pencatutan nama tersebut terungkap karena Maroef sengaja merekam percakapannya dengan Setya Novanto dan Riza Chalid.
“HP saya taruh di atas meja dan posisi merekam. Posisi duduk saya duduk dikirinya ketua DPR dan sebelah kanannya Riza. HP saya taruh di meja dalam posisi on,” ujar Maroef kala itu.
Pengakuan tersebut ia ungkapkan ketika memberikan keterangan kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di Gedung DPR RI, Jakarta.
Badrodin Haiti yang menjabat Kapolri saat itu berpendapat bahwa ada pemufakatan jahat dalam rekaman suara antara Setya Novanto dan Riza Chalid.
Namun, pada saat itu Badrodin belum bisa berbicara banyak soal perkembangan kasus karena menunggu hasil sidang MKD.
“Kan itu ada persepsi antara Pak Maroef, SN dan MR, harus dikonfrontir kan mana yang benar, jadi kami menunggu itu,” ujar Badrodin.
Setelah kasus “Papa Minta Saham”, nama Riza Chalid kembali mencuat ke publik terkait perkara kasus menghalangi penyidikan dugaan suap yang melibatkan mantan petinggi Lippo Group Eddy Sindoro pada 2018.
Pada saat itu, ground staff Air Asia Dwi Hendro Wibowo mengaku mendapat perintah dari sekretaris Riza Chalid yang merupakan komisioner maskapainya untuk meloloskan petinggi Lippo Group di Bandara Soekarno Hatta tanpa melalui pintu imigrasi.
Nama Riza Chalid juga terdengar di luar negeri ketika ia dikabarkan bertemu dengan Perdana Menteri (PM)Malaysia Anwar Ibrahim pada 2023.
Pertemuan keduanya membuat publik Negeri Jiran heboh karena dikaitkan dengan bisnis pertambangan atau rare earth mineral (REE).
Namun, tudingan tersebut langsung dibantah oleh Anwar yang menyebut, pertemuan dengan Riza Chalid karena undangan dari penguasa Kedah, Sultan Sallehuddin Badlishah. (nba)
Load more