Investor Swiss Minta 10 Ribu Ha Lahan untuk Bangun Kebun dan Pabrik Kakao, Kementrans Plot di Wilayah Transmigrasi Luar Jawa: Jadi Peluang Kerja para Transmigran
- Stefan Kuhn/Pixabay)
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menerima investasi masuk dari Swiss dalam bentuk kebun dan pengolahan kakao (buah cokelat). Wamentrans Viva Yoga Mauladi menyatakan Swiss membutuhkan lahan seluas 10 ribu hektar (ha) untuk tujuan tersebut.
Dia mengatakan Kementrans nanti akan menyiapkan lahan tersebut di area transmigrasi.
Dari sisi ketenagakeraan, kebun dan pabrik yang akan dibangun dipastikan juga akan menyerap tenaga kerja dari masyarakat transmigran di wilayah setempat.
“Model kerja sama pengembangan bisnis seperti ini masih terbuka lebar di kawasan transmigrasi,” ucap Viva Yoga Mauladi mengutip antara, Senin (24/2/2025).
Di luar soal investasi yang masuk dari Swiss itu, Kementrans mengajak para pengusaha Indonesia untuk mengembangkan bisnis mereka di kawasan transmigrasi melalui investasi.
Ia menuturkan bahwa pengembangan industrialisasi di luar wilayah Jawa merupakan hal yang diharapkan oleh Wakil Presiden Indonesia Ke-1 Mohammad Hatta sejak 1946.
“Bung Hatta saat itu mengatakan industrialisasi besar-besaran harus segera dibangun di luar Jawa untuk itu diperlukan pemindahan penduduk Jawa sebagai tenaga kerjanya,” katanya.
Viva Yoga menyampaikan bahwa hingga kini implementasi program transmigrasi masih relevan karena perpindahan penduduk dari wilayah padat, seperti Jawa dan Bali, ke wilayah yang masih minim penduduk dapat membuat wilayah Indonesia aman dan terjaga dari klaim negara lain.
Selain itu, ia mengatakan bahwa di era Presiden Prabowo saat ini pelaksanaan program transmigrasi juga bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan taraf hidup rakyat, serta mendukung program prioritas pembangunan dan swasembada pangan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ia menyatakan bahwa banyak kawasan transmigrasi yang kini menjadi lumbung pangan nasional di luar Pulau Jawa.
“Tinggal mensinergikan dengan food estate sehingga keinginan mewujudkan swasembada pangan bisa tercapai,” ujarnya.
Tidak hanya menjadi lumbung pangan, Viva Yoga juga menuturkan bahwa banyak kawasan transmigrasi yang saat ini menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru.
Dari lahan-lahan transmigrasi yang dikembangkan oleh pemerintah di periode-periode terdahulu, ia menyatakan bahwa kini telah terbentuk 1.567 desa, 466 kecamatan, 116 kabupaten/kota, dan tiga provinsi.
Load more