Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian jual beli logam emas antara Freeport dan Antam yang telah disepakati pada awal November lalu. Diharapkan, kolaborasi ini dapat mengurangi ketergantungan Antam terhadap impor bahan baku logam mulia, khususnya emas batangan.
Sementara itu, Direktur Utama Antam, Nico Kanter, menyatakan bahwa sinergi dengan Freeport menjadi bagian dari upaya hilirisasi industri emas di Indonesia.
"Kerja sama ini membantu Antam dalam memperoleh bahan baku emas dari dalam negeri. Emas dari Freeport akan diproses di fasilitas pemurnian kami menjadi produk logam mulia Antam," jelasnya.
Nico juga menambahkan bahwa inisiatif ini memungkinkan Antam mengoptimalkan produksi emas logam mulia di tengah tingginya permintaan pasar.
"Dengan kepastian pasokan bahan baku emas dalam negeri di saat harga emas mencapai rekor tertinggi, kami memastikan ketersediaan produk logam mulia Antam untuk masyarakat. Kami terus meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan pasar sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan," lanjutnya.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menegaskan bahwa insiden di salah satu fasilitas smelter PTFI tidak menghentikan komitmen perusahaan terhadap hilirisasi pertambangan. Pembangunan fasilitas pemurnian (PMR) telah selesai, dan produksi emas murni menjadi bukti keseriusan PTFI dalam mendukung hilirisasi.
"Sebagai perusahaan yang memiliki rantai pengolahan dan pemurnian terintegrasi dari hulu ke hilir, PTFI telah sukses melakukan hilirisasi tembaga dan kini hilirisasi emas. Dalam waktu dekat, kami juga akan melanjutkan hilirisasi perak," pungkas Tony. (nsp)
Load more