Bos Freeport Bantah Kebakaran Smelter PTFI Gresik karena Disengaja, Tony Wenas: Tidak Ada Untungnya
- m habib
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas baru-baru ini buka suara soal tudingan kesengajaan terkait kebakaran smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Manyar Gresik, Jawa Timur.
Tony membantah tuduhan itu dan menjelaskan bahwa kebakaran smelter yang baru selesai dibangun itu disebabkan oleh masalah teknis.
Hal itu disampaikan Tony dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025.
“Tidak ada di perusahaan kami atau di masyarakat Gresik atau siapa pun yang punya kepentingan supaya itu terbakar. Karena tidak ada untungnya juga kalau itu terbakar," ucap Tony dikutip Kamis (20/2/2025).
Ia meluruskan, penyebab kebakaran pabrik peleburan mineral itu tersebut adalah perihal teknis, yakni karena adanya aliran oksigen yang berlebihan.
Oksigen itu kemudian mengalir ke satu panel listrik yang memang kebetulan terjadi kebocoran.
"Kemudian menimbulkan panas, yang akhirnya panas itu menyumbat, dan akhirnya menjadi terbakar. Kemudian, terjadi ledakan," kata Bos PTFI menjelaskan.
- Istimewa
Keterangan terkait penyebab kebakaran smelter tersebut,merupakan hasil audit internal dan pihak adjuster-nya asuransi.
Selain itu, alasan penyebab kebakaran itu juga sesuai dengan temuan Bareskrim Polri.
Karenanya, Tony menegaskan bahwa dalam insiden itu tidak ada unsur kesengajaan seperti yang ditudingkan berbagai pihak, termasuk beberapa anggota Komisi XII DPR RI.
Sebagaimana diketahui, kebakaran smelter yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate atau KEK JIIPE itu terjadi pada Oktober 2024.
Insiden kebakaran tersebut menyebabkan Freeport belum bisa melakukan produksi lantaran operasional milik Freeport di Gresik terhenti sementara waktu
Hal tersebutlah yang melandasi Freeport mengajukan perpanjangan izin relaksasi ekspor ke pemerintah.
Pada kesempatan tersebut, Tony sekaligus membantah tudingan sengaja membakar smelter agar mendapat perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga.
Dia menyampaikan ingin memperpanjang izin ekspor konsentrat karena fasilitas smelter belum bisa beroperasi maksimal.
Sebab, setopnya ekspor dan belum beroperasinya smelter menyebabkan konsentrat tembaga menumpuk di gudang dan tidak bisa diolah di dalam negeri.
Selain itu, pasar untuk di Indonesia juga masih minim. Tony mengatakan bahwa lebih untung menjual konsentrat ke dalam negeri karena harganya yang sama dengan ekspor.
"Jadi dengan kata lain, (tidak benar) modusnya atau motifnya untuk kemudian kami bakar sendiri supaya kami boleh ekspor. Tidak ada untungnya kami ekspor. Kalau di dalam negeri ada smelter-nya lebih bagus diproses di dalam negeri. Lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik bagi bangsa ini," kata Tony.
Sebelumnya, Tony juga menyatakan bahwa kebakaran smelter PTFI tidak diakibatkan oleh kelalaian atau kesalahan dari pekerja. (rpi)
Load more