Jakarta, tvOnenews.com - Pada pembukaan perdagangan hari Kamis di Jakarta, nilai tukar Rupiah melemah 17 poin atau 0,10 persen ke level Rp16.309 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.292 per dolar AS.
Hal ini terjadi karena investor masih menantikan data Non-Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat (AS) serta laporan cadangan devisa Indonesia yang akan dirilis pada Jumat (7/2).
"Rupiah dan mata uang regional lainnya terlihat melemah pada sesi perdagangan pagi ini. Diperkirakan, Rupiah akan kesulitan untuk rebound atau menguat kembali," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, penguatan Rupiah dalam dua sesi terakhir dipicu oleh meredanya kekhawatiran terhadap perang dagang global. Namun, ia menilai bahwa penguatan ini tidak akan berlanjut, mengingat ketidakpastian kebijakan ekonomi dan politik Presiden AS Donald Trump masih menjadi faktor yang menahan sentimen investor.
Selain itu, rencana penundaan tarif AS sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko akan kembali menjadi beban setelah tenggat waktu 30 hari berakhir.
Dari sisi domestik, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dianggap netral, sehingga tidak memberikan tekanan signifikan maupun dorongan bagi nilai tukar Rupiah. "Faktor dari AS masih sangat mendominasi," tambahnya. (ant/nsp)
Load more