Jakarta, tvOnenews.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan alasan tak semua siswa sekolah mendapat susu dalam program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Ia menegaskan bahwa kendala utama terletak pada ketergantungan Indonesia terhadap impor susu.
Meski demikian, Sudaryono menyebutkan bahwa pemerintah telah mengganti susu dengan menu lain yang tetap mengandung nilai protein tinggi. Hal ini dilakukan sebagai langkah sementara hingga produksi susu dalam negeri dapat mencukupi kebutuhan.
“Kalau masih impor kita substitusi dulu sumber protein lain sembari kita datangkan sapi hidup supaya bisa produksi dalam negeri,” lanjutnya.
Untuk mengatasi keterbatasan pasokan susu, pemerintah berencana mengimpor 200 ribu sapi hidup pada tahun ini. Impor sapi tersebut, selain untuk memenuhi kebutuhan susu, juga menjadi bagian dari rencana besar pemerintah meningkatkan kemandirian produksi susu dalam negeri.
“Kita harap di 2025 ini masuk 200 ribu (sapi) sampai akhir tahun. Ini kebut semua urusan lahan peternaknya di mana. Yang jelas ini bukan sekadar impor, tapi orang berinvestasi,” jelas Sudaryono.
Ia juga menambahkan bahwa impor sapi tidak hanya dilakukan dari Australia, tetapi juga dari beberapa negara lain yang sudah memenuhi syarat ekspor ke Indonesia.
“Orang boleh dong bikin pabrik apa di Indonesia ini, bikin pabrik susu dengan sapinya didatangkan,” tambahnya.
Presiden Prabowo Subianto, kata Sudaryono, sangat berkomitmen pada peningkatan gizi anak-anak Indonesia. Susu menjadi salah satu prioritas dalam program MBG untuk menunjang tumbuh kembang siswa.
Namun, langkah pemerintah mengatasi keterbatasan pasokan susu ini memerlukan proses yang tidak instan.
Dengan target impor sapi hidup dan fokus pada pembangunan industri susu dalam negeri, pemerintah optimistis kebutuhan susu nasional dapat terpenuhi dalam waktu dekat, sehingga seluruh siswa dapat menikmati manfaat penuh dari program makan bergizi gratis. (agr/vsf)
Load more