“Nah, tentu tadi kita review memastikan bagaimana kondisi pesawat-pesawat terbang yang dimiliki masing-masing maskapai ini supaya benar-benar kita jaga. Dan juga tingkat kelelahan kru juga di-review," ucapnya.
Erick memberikan apresiasi kepada bandara seperti Soekarno-Hatta (Jakarta) dan Ngurah Rai (Bali) yang telah mencapai tingkat kepatuhan tinggi terhadap standar keselamatan internasional. Namun, ia menekankan bahwa evaluasi tetap perlu dilakukan di bandara-bandara lainnya.
Erick juga menyoroti bahwa kecelakaan pesawat sering kali disebabkan oleh faktor luar biasa, seperti cuaca ekstrem atau burung yang masuk ke mesin pesawat. Ia meminta AirNav Indonesia untuk memperkuat sistem early warning guna mencegah insiden serupa.
"Tapi beberapa airport sedang di-review lagi, termasuk tadi ada beberapa mungkin antisipasi karena beberapa kecelakaan juga itu karena extraordinary. Ada udara, ada burung yang masuk ke mesin, tadi juga kita sudah sampaikan ke AirNav untuk juga early warning," jelas Erick.
Sebagai informasi, baru-baru ini pesawat asal Korea Selatan yang berangkat dari Bangkok keluar dari landasan pacu saat mendarat di Bandara Muan.
Dalam kecelakaan tersebut, 179 orang tewas dan 2 orang selamat. Awalnya, pesawat tersebut hendak mendarat namun malah keluar dari landasan pacu dan menabrak beton di dekat pagar Bandara.
Kecelakaan berikutnya adalah sebuah pesawat asal Belanda melakukan pendaratan darurat di Oslo akibat kerusakan mesin utama.
Load more