Purbalingga, Jawa Tengah - Setelah kenaikan dan kelangkaan minyak goreng, perajin tahu kini dihantam dengan lonjakan harga kedelai. Kenaikan Harga bahan dasar hingga 64 persen membuat perajin tahu kebingungan.
"Ini sudah ganti harga namanya. Karena sebelumnya hanya tujuh ribu rupiah per kilogram, kini Rp 11.500,- padahal itu di pedagang grosir langganan kita para perajin," ujar Zaenal, salah seorang perajin tahu di Kalikabong, Purbalingga.
Pada saat kenaikan harga minyak goreng, para perajin hanya mendapat untung sangat tipis. Belum lagi kesulitan mendapatkan minyak dalam jumlah banyak untuk industri rumahan itu.
"Minyak goreng naik, kita gak mengurangi ukuran, hanya merelakan keuntungan tipis, asal jalan. Gak tau ini kalau kedelai melambung, hitungannya sudah gak masuk," keluh Zaenal.
Senada, Suparno perajin lain juga kebingungan. Jika mengurangi ukuran, pelanggan tetap pasti protes.
"Kita kalau ada kenaikan harga yang wajar dan masuk akal, masih bisa toleran. Tapi kalau sudah ganti harga, bingung juga mau apa," ujar Suparmo.
Para perajin berharap pemerintah melalui dinas atau kementrian terkait bisa segera turun tangan. Kebijakan bisa dengan pengendalian harga atau subsidi bagi UMKM.(Sonik Jatmiko/Buz)
Load more