Jakarta, tvOnenews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang diperdagangkan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi (20/12/2024) tercatat melemah 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.314 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.
Namun, hal tersebut langsung dibantah oleh Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun. Ia menegaskan bahwa pelemahan rupiah tidak berkaitan dengan penggeledahan tersebut.
"Tidak ada hubungan penggeledahan BI oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dengan melemahnya rupiah terhadap dolar AS yang saat ini sedang berjalan," kata Misbakhun melansir antara, Kamis (19/12/2024).
Ia menjelaskan bahwa penyebab utama pelemahan rupiah berasal dari kebijakan fiskal dan moneter yang berlaku saat ini.
Sementara itu menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, Bank Indonesia kemungkinan akan menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) pada tahun 2025 dengan langkah yang lebih lambat.
Pendekatan ini bertujuan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam menghadapi volatilitas pasar global.
"Bank Indonesia diperkirakan menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps), sehingga berada di level 5,75 persen pada akhir 2025," ujar Josua.
Ia juga memperkirakan revisi terhadap imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun:
2024: Estimasi meningkat menjadi 6,95–7,15 persen dari perkiraan awal 6,66 persen.
2025: Estimasi naik ke 6,75–7,05 persen dari perkiraan awal 6,45 persen.
The Fed baru-baru ini memangkas suku bunga 25 bps dan memberikan sinyal hawkish terkait prospek suku bunga pada 2025.
Pemangkasan suku bunga pada 2025 diperkirakan hanya 50 bps, lebih rendah dari ekspektasi awal 75–100 bps pada kuartal sebelumnya.
Kemungkinan jeda pemangkasan suku bunga pada Januari 2025 naik menjadi 88 persen.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi juga memengaruhi pasar:
2024: Naik dari 2 persen menjadi 2,5 persen.
2025: Naik dari 2 persen menjadi 2,1 persen.
2026: Tetap di 2 persen.
Inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) diproyeksikan berada di kisaran 2,4–2,8 persen, yang masih di atas target 2 persen. Proyeksi tingkat pengangguran untuk:
2024: Turun menjadi 4,2 persen dari sebelumnya 4,4 persen.
2025: Turun menjadi 4,3 persen dari 4,4 persen.
2026: Stabil di 4,3 persen.
Kombinasi kebijakan hawkish The Fed, proyeksi ekonomi AS yang lebih baik, dan faktor teknikal di pasar global menjadi penyebab utama tekanan pada nilai tukar rupiah. (ant/nsp)
Load more