Jakarta, tvOnenews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia November 2024 mencapai 19,59 miliar dolar AS.
Angka tersebut turun 10,71 persen dibandingkan Oktober 2024 atau naik 0,01 persen dibandingkan November 2023.
"Hal ini disebabkan oleh turunnya impor migas 1,10 miliar dolar AS dan nonmigas 1,25 miliar dolar AS. Penurunan impor migas disebabkan oleh berkurangnya impor minyak mentah 720,9 juta dolar AS dan hasil minyak 374,7 juta dolar AS," ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Senin (16/12/2024).
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impor Januari-November 2024 mengalami peningkatan 9,61 miliar dolar AS (4,74 persen).
Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya impor migas 520,1 juta dolar AS (1,60 persen) dan nonmigas 9,10 miliar dolar AS (5,34 persen).
Peningkatan nilai impor migas dipicu oleh bertambahnya impor hasil minyak 1,29 miliar dolar AS (5,84 persen), walaupun impor minyak mentah turun 778,0 ribu dolar AS (7,60 persen).
Impor nonmigas November 2024 senilai 17,02 miliar dolar AS, turun 6,87 persen dibandingkan Oktober 2024 atau naik 5,71 persen dibandingkan November 2023.
Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas November 2024, golongan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami penurunan tertinggi senilai 404,4 juta dolar AS (15,49 persen) dibandingkan Oktober 2024. Sementara golongan gula dan kembang gula mengalami peningkatan terbesar senilai 75,8 juta dolar AS (25,19 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama November 2024 adalah Tiongkok 6,53 miliar dolar AS (38,35 persen), Jepang 1,49 miliar dolar AS (8,76 persen), dan Amerika Serikat 0,76 miliar dolar AS (4,47 persen).
Impor nonmigas dari ASEAN 2,75 miliar dolar AS (16,18 persen) dan Uni Eropa 0,99 miliar dolar AS (5,80 persen).
Seluruh nilai impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari-November 2024 mengalami peningkatan terhadap periode yang sama tahun sebelumnya.
Golongan bahan baku/penolong meningkat tertinggi senilai 7,31 miliar dolar AS (4,96 persen), diikuti barang modal 1,41 miliar dolar AS (3,92 persen) dan barang konsumsi 0,90 miliar dolar AS (4,62 persen). (ant/vsf)
Load more