Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan industri pengolahan sawit telah dapat menggerakkan aktivitas produktif kegiatan usaha, khususnya di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Hal tersebut dilakukan karena kontribusi komoditas kelapa sawit dominasi kinerja perekonomian Indonesia selama dua dekade terakhir.
Saat ini, minyak sawit digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, non-pangan, hingga bahan bakar terbarukan, bahkan juga menjadi komoditas ekspor unggulan untuk menambah devisa negara dari produk yang bernilai tambah tinggi.
Industri pengolahan tersebut telah menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan di timur Indonesia.
"Penumbuhan pusat baru industri berbasis sawit di luar Jawa, yang sudah ada saat ini antara lain di Dumai-Riau, Sei Mangkei-Sumut, Tarjun-Kalsel, Kotawaringin Barat-Kalteng, Bitung-Sulut, dan Balikpapan-Kaltim. Ini juga artinya menumbuhkan aglomerasi atau kawasan industri baru berbasis sawit,” kata dia.
Putu juga menjelaskan ragam jenis produk hilir sawit semakin meningkat signifikan. Pihaknya mencatat pada tahun 2010 hanya terdapat 54 jenis diversifikasi sawit, lalu meningkat menjadi 193 jenis pada tahun 2023.
Load more