Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memperingatkan bahwa masih banyak ruang yang tersedia untuk pemanfaatan potensi elektrifikasi energi baru terbarukan (EBT) sehingga Indonesia bisa memiliki proyeksi pengembangan sampai dengan 3.687 gigawatt.
Lebih lanjut Yuliot menjelaskan bahwa untuk tenaga surya, Indonesia mempunyai potensi pengembangan sebesar 3.294 gigawatt, sementara itu untuk yang baru termanfaatkan saat ini hanya sekitar 675 megawatt.
Lalu untuk energi hidro, potensi yang dimiliki sekitar 95 gigawatt, tapi yang baru termanfaatkan adalah sekitar 6,6 gigawatt, serta bioenergi yang memiliki potensi 57 gigawatt dengan pemanfaatan baru sekitar 3,4 gigawatt.
"Gasifikasi batu bara, ini ada potensi yang belum kita manfaatkan. Sementara di dalam pelaksanaanya, kita sudah memanfaatkan gasifikasi batubara sebesar 250 megawatt. Sementara untuk angin kita memiliki potensi sekitar 155 gigawatt, baru termanfaatkan sekitar 152 megawatt," kata Wamen Yuliot.
Melihat jarak pemanfaatan serta potensi yang dimiliki cukup jauh, Wamen Yuliot menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mengupayakan konsolidasi dengan pihak terkait agar pemanfaatan EBT di Indonesia bisa dilakukan secara optimal.
"Ini merupakan bagian yang bisa kita konsolidasikan, bagaimana antara potensi dengan pemanfaatan itu bisa gap-nya tidak terlalu jauh sehingga akan terjadi efisiensi dan bagaimana kita melihat sebagai komitmen untuk mengurangi emisi, terutama net zero emission pada tahun 2060," katanya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan pembangunan pembangkit listrik baru berdaya 68 gigawatt (GW) dalam satu dekade ke depan.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung di Jakarta, Rabu, menyatakan pembangkit listrik baru tersebut akan dibangun dengan porsi energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 47 GW.
"Untuk kebutuhan pembangkit 10 tahun ke depan (sebesar 68 GW), kita membutuhkan investasi sekitar Rp600 triliun," kata dia. (ant/nsp)
Load more