Peta Penguatan Pendidikan, Sains, dan Teknologi, serta Digitalisasi di Era Prabowo-Gibran
- Istimewa
Diutus langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, Prof. Satryo Brodjonegoro selaku Menteri Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) mengungkapkan rencana reformasi besar-besaran di sektor pendidikan tinggi.
Dalam wawancara bersama Rosi di Kompas TV, Kamis (7/11/2024), Satryo Brodjonegoro ingin mengalihkan fokus perguruan tinggi dari kejaran peringkat dunia ke kontribusi nyata bagi masyarakat dan industri nasional.
Mantan Dirjen Dikti itu menegaskan akan membereskan masalah regulasi yang dinilai terlalu berorientasi pada prestasi internasional yang tidak selalu relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Menurut Prof. Satryo, regulasi yang ada selama ini terlalu mendorong perguruan tinggi untuk meningkatkan peringkat dunia tanpa mempertimbangkan kebutuhan masyarakat.
“Banyak sekali regulasi yang dibuat oleh Kementerian selama ini terlalu banyak yang menuntut perguruan tinggi untuk berprestasi dalam pengertian pencapaian ranking dunia,” ujar Prof. Satryo.
“Padahal, hal itu mengakibatkan kampus kita fokus ke sana tapi lupa kepada masyarakat,” tambahnya.
Gebrakan yang dilakukan Mendikti Saintek ini akan lebih mendorong kampus-kampus untuk mengembangkan proyek-proyek berbasis terapan yang bisa mendukung sektor-sektor seperti industri, pangan, energi, dan air bersih.
“Kalau bidang terapan, mengapa kita tidak membuat industri Indonesia? Sekarang ini industri teknologi kita hebat-hebat, kenapa tidak bikin pabrik Indonesia? Kita bisa kok. Listrik, misalnya, kita bisa bikin,” ujar Prof. Satryo.
Prof. Satryo juga menyoroti perlunya mengubah cara pengukuran kinerja perguruan tinggi agar tidak melulu berfokus pada publikasi internasional.
Ia menilai, penelitian yang berdampak nyata bagi masyarakat sering kali tidak dihargai dalam penilaian internasional seperti Scopus, yang menjadi standar penilaian banyak perguruan tinggi.
Lebih jauh, Prof. Satryo juga akan membenahi Key Performance Indicator (KPI) untuk dosen, yang selama ini memicu komersialisasi kampus dan peningkatan biaya kuliah. Dengan KPI yang menuntut perguruan tinggi untuk mencari pendapatan sendiri, banyak kampus menaikkan SPP mahasiswa demi mendapatkan akreditasi yang baik dari Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT).
Prof. Satryo berkomitmen untuk mengubah regulasi dan KPI agar dosen dapat bekerja dengan nyaman tanpa tuntutan komersial yang berlebihan.
Load more