Jakarta,tvOnenews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada Rabu (23/10/2024). IHSG ditutup melemah 1,41 poin atau 0,02 persen ke posisi 7.787,56.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,37 poin atau 0,04 persen ke posisi 954,375.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor meningkat dengan sektor transpotasi & logistik paling tinggi yaitu 1,21 persen, diikuti sektor barang konsumen primer dan sektor industri yang masing- masing naik sebesar 0,89 persen dan 0,40 persen.
Sedangkan enam sektor terkoreksi dimana sektor properti turun paling dalam yaitu minus 0,95 persen, diikuti oleh sektor barnag baku dan sektor infrastruktur yang masing-masing minus sebesar 0,59 persen dan minus 0,43 persen.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.373.822 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan 33,99 miliar lembar saham senilai Rp14,78 triliun. Sebanyak 243 saham naik, 323 saham menurun, dan 282 tidak bergerak nilainya.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu AGRS, BIPI, HOMI, ENRG, dan LPPS.
Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni UNIQ (-24,49 persen), PSAB (-10,55 persen), JARR (-10,50 persen), INPC (-9,24 persen) dan MARI (-5,17 persen).
Pergerakan saham hari ini, berdasarkan analisis pelaku bursa saham, disebabkan beberapa sebab.
Deantaranya yakni, Ketahanan ekonomi AS dan kekhawatiran mengenai dampak fiskal dari kemenangan kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS menjadi faktor pendorong terkait munculnya keraguan tersebut.
Lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporannya, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun depan, dan memperingatkan adanya risiko yang semakin besar dari perang hingga proteksionisme perdagangan.
Pertumbuhan ekonomi global diramal akan tumbuh 3,2 persen year on year (yoy), atau 0,1 persen (yoy) lebih rendah dari estimasi yang di umumkan pada Juli 2024, sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini di pertahankan di 3,2 persen (yoy).
Kemudian, tingkat Inflasi global di perkirakan akan turun menjadi 4,3 persen pada tahun depan dari 5,8 persen pada tahun 2024.
“Penurunan indeks saham Amerika Serikat (AS) dan lonjakan yield US Treasury bertenor 10 Tahun terjadi di tengah semakin besarnya keraguan bahwa bank sentral AS The Fed akan terus memangkas suku bunga acuannya secara agresif, atau bahkan justru mempertahankan suku bunga acuannya pada November 2024 nanti," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya. (vsf)
Load more