Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa total pembiayaan syariah untuk pelaku UMKM, tembus Rp21,01 triliun per September 2024.
Pertumbuhan ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah dalam mendukung UMKM dan mendorong perkembangan ekonomi berbasis ekonomi Islam.
Dengan angka yang signifikan, UMKM mendapatkan akses lebih luas untuk mengembangkan usaha mereka melalui sistem keuangan syariah.
Dalam Rapat Pleno Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sri Mulyani menjelaskan bahwa pembiayaan tersebut terbagi menjadi Rp16,7 triliun dari program KURS Syariah dan Rp4,31 triliun dari UMi Syariah.
"Pembiayaan bagi UMKM melalui KURS atau Kredit Usaha Rakyat Syariah dan UMi Syariah realisasinya masing-masing mencapai Rp16,7 triliun dan Rp4,31 triliun per September 2024," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Menkeu juga menekankan bahwa perluasan pembiayaan syariah untuk UMKM menjadi bagian penting dari strategi APBN dalam mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
Selain fokus pada pembiayaan, pemerintah juga memperkuat ekosistem ekonomi syariah dengan menciptakan berbagai instrumen keuangan berbasis syariah, seperti penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk.
Sri Mulyani mengungkapkan, Indonesia telah menjadi salah satu negara berkembang pertama yang sukses menerbitkan sukuk hijau (green sukuk).
Dengan total nilai penerbitan sukuk negara yang telah mencapai Rp2.808,66 triliun dan outstanding sebesar Rp1.565,72 triliun, sukuk negara terus memainkan peran penting dalam mendalamkan sektor keuangan syariah di Indonesia.
“Sukuk telah menjadi katalisator utama dalam mendorong dan memperdalam sektor keuangan syariah,” tegasnya.
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset keuangan syariah di Indonesia sudah mencapai Rp2.756,45 triliun, atau tumbuh 12,48% dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk memperkuat ekosistem syariah, pemerintah juga fokus pada pengembangan sumber daya manusia di sektor ini.
Salah satu langkah yang diambil adalah pengalokasian dana abadi pendidikan, pemberian beasiswa LPDP, serta beasiswa afirmasi bagi para santri yang ingin melanjutkan pendidikan hingga jenjang S3.
Program ini juga diikuti dengan pengembangan studi ekonomi syariah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Harapannya, langkah ini akan melahirkan pakar-pakar syariah yang dapat bersaing di tingkat global.
Sri Mulyani menekankan pentingnya mendorong sumber daya manusia Indonesia untuk meniti karier di lembaga internasional seperti Islamic Development Bank (IsDB).
“Saya berharap banyak dari Indonesia yang mampu meniti karier di lembaga internasional, termasuk Islamic Development Bank (ISDB), tidak hanya di level staf, tapi juga di manajemennya,” tambahnya. (ant/rpi)
Load more