Jakarta, tvOnenews.com - Masa depan Program Kartu Prakerja yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak lama lagi akan berada di tangan Prabowo Subianto sebagai Kepala Negara yang baru.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berharap, program Prakerja bisa terus berjalan di bawah pemerintahan mendatang.
Meskipun demikian, keputusan akhir tetap berada di tangan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam acara Media Briefing 5 Tahun Prakerja yang digelar di Gedung Kemenko Perekonomian, Rabu (2/10/2024).
Sus meyakinkan, program ini telah menunjukkan banyak manfaat selama lima tahun terakhir, terutama dalam membantu masyarakat memperoleh keterampilan baru dan meningkatkan pendapatan.
“Semuanya sangat relevan, mestinya sangat positif untuk keberlanjutannya. Tapi tetap saja nanti kita akan di pemerintahan baru, kita berharap ini nanti dilanjutkan. Keputusan akhir tetap ada di pemerintahan baru,” ucap Sus dalam keterangannya di hadapan awak media.
Riset Presisi Indonesia (2021) menunjukkan bahwa penerima perempuan Prakerja mengalami kenaikan pendapatan sebesar 33% dibandingkan non-penerima perempuan.
Selain itu, Studi Svara Institute (2023) menemukan bahwa pendapatan penerima Prakerja meningkat hingga 17,6% dibandingkan non-penerima.
“Secara program, kita mendorong kelanjutan program Prakerja ini karena capaian-capaian angkanya tadi. Saya kira, dengan adanya isu pembukaan lapangan kerja dan tenaga kerja, apalagi nanti menyangkut isu kelas menengah, posisi Prakerja akan semakin penting,” lanjutnya.
Realisasi anggaran Kartu Prakerja juga sudah mendekati target untuk tahun 2024, dengan peserta hampir mencapai jumlah yang ditetapkan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari.
Dalam acara tersebut, Denni mengatakan bahwa anggaran yang disediakan hampir sepenuhnya telah tersalurkan.
“Pokoknya hampir 99% tersalurkan untuk penerima program,” ujar Denni.
Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2024, Prakerja mendapat anggaran sebesar Rp5 triliun.
Dari total tersebut, sebagian besar digunakan untuk beasiswa senilai Rp3,5 juta per orang, ditambah insentif sebesar Rp600.000 serta insentif survei sebesar Rp50.000 untuk dua kali survei.
“Jadi kita optimalkan Rp 5 triliun itu dibagi per orang dapatnya segitu. Di awal DIPA, target kita adalah 1,2 juta orang, namun ada peserta yang tidak memanfaatkan beasiswa 100%,” jelas Denni. Jika dalam 15 hari setelah pelatihan dana tidak digunakan, maka uang tersebut akan ditarik kembali dan dialokasikan untuk peserta lain.
Dengan metode optimalisasi ini, jumlah penerima Kartu Prakerja mencapai 1,41 juta orang, melebihi target awal. "Itu karena optimalisasi, sehingga kita bisa melayani atau memberikan kesempatan lebih banyak buat semua orang," tandasnya.
Per 31 Juli 2024, realisasi anggaran Kartu Prakerja telah mencapai Rp 4,45 triliun, dengan sebagian besar dialokasikan untuk pelatihan dan insentif sebesar Rp 4,35 triliun.
Keberhasilan Prakerja dalam meningkatkan pendapatan dan keterampilan masyarakat menjadikannya program yang penting untuk dilanjutkan.
Dengan capaian luar biasa dan dukungan penuh dari berbagai pihak, Prakerja diharapkan tetap menjadi bagian dari kebijakan pemerintah baru untuk menciptakan masyarakat yang lebih berdaya dan mandiri secara ekonomi. (rpi)
Load more