Hasil Kolaborasi Ampuh Pemerintah dan BUMN Lawan Kemiskinan Ekstrem di Banyuwangi, Ada Rantang Kasih hingga Mekaar
- tvOnenews.com/Rilo Pambudi
Arif menyebutkan bahwa pada 2024, angka kemiskinan ekstrem di Banyuwangi mencapai 0,29%, lebih rendah dibanding 0,43% pada 2023 dan 0,99% pada 2022.
"Ini adalah hasil dari kolaborasi antara pemerintah kabupaten dan berbagai pemangku kepentingan," tegasnya.
Arif juga mengamati beberapa program pemberdayaan ekonomi untuk UMKM mitra PNM di Banyuwangi, di mana kolaborasi antara pemerintah daerah dan BUMN tampak jelas dalam upaya menekan kemiskinan ekstrem.
Salah satu contoh program pemberdayaan sosial adalah Rantang Kasih, yang menyediakan makanan bergizi siap saji bagi lansia di Banyuwangi. PNM turut mendukung program ini dengan inisiatif pemberdayaan.
"Pemerintah daerah fokus pada perlindungan sosial untuk mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin, sementara BUMN berkontribusi melalui CSR dan pemberdayaan untuk meningkatkan pendapatan," ujar Arif.
Program Rantang Kasih telah berjalan sejak 2017 dan sudah menjangkau lebih dari 3.000 lansia hingga Agustus 2024. Kolaborasi ini diperkuat dengan dukungan lembaga filantropi seperti Baznas.
Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, Nur Budi Handayani, menambahkan bahwa rantang kasih yang ada di Banyuwangi itu bisa menjadi contoh untuk daerah-daerah lain.
"Program Rantang Kasih adalah bukti nyata kasih sayang dan gotong-royong yang memperhatikan kebutuhan lansia di daerah tersebut," kata Nur Budi.
- tvOnenews.com/Rilo Pambudi
Di sisi lain, Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi mengatakan, PNM sebagai lembaga pembiayaan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mendapat tugas untuk melakukan berbagai upaya untuk penurunan kemiskinan ekstrem di Indonesia.
"Dalam upaya penurunan kemiskinan ekstrem di Indonesia, kami upayakan ada keterlibatan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan mereka," katanya saat mengunjungi nasabah PNM di Desa Telemung.
Salah satu langkah upaya yang dilakukan PNM, yakni membuat rekayasa sosial untuk menghidupkan budaya gotong royong, saling membantu, dan berempati.
"Dalam praktiknya, banyak nasabah Mekaar yang melakukan usaha bersama-sama dalam satu program ini berhasil, karena ada yang menjadi kepala dan ada yang menjadi anggota," ucapnya.
Load more