Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah wacana pembatasan dana subsidi bagi pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) di wilayah Jabodetabek, jumlah penumpang kereta yang diangkut oleh PT KAI Commuter ternyata meningkat signifikan.
VP Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan, selama Januari - Agustus 2024, KAI Commuter yang melayani penumpang KRL dan KA Lokal mencatat angka 244.454.242 penumpang, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu 212.510.807 penumpang.
Peningkatan jumlah penumpang KAI Commuter ini merupakan yang tertinggi diantara berbagai jenis layanan yang dimiliki induk usaha KAI. Secara total, KAI Group berhasil melayani sebanyak 299.752.109 penumpang selama periode Januari - Agustus 2024.
Rinciannya terdiri dari 29.922.766 penumpang KA jarak jauh, 4.648.369 penumpang KA lokal (dikelola KAI), 244.454.242 penumpang KRL dan KA Lokal yang dikelola KAI Commuter, 3.693.345 penumpang KAI Bandara, 12.700.737 penumpang LRT Jabodebek, 95.355 penumpang KAI Wisata dan 4.237.295 penumpang Whoosh.
"Pada bulan Agustus 2024, KAI berhasil melayani 4.112.113 penumpang KA jarak jauh dan lokal, meningkat 3,8 persen dibandingkan Agustus 2023 yaitu sebanyak 3.959.527 penumpang,”jelas Anne Purba.
Subsidi Berbasis NIK
Di tengah meningkatnya jumlah penumpang kereta api selama delapan bulan 2024 tersebut, para penumpang KRL Jabodetabek mulai merasa was - was dengan rencana pembatasan subsidi untuk penumpang kereta api.
Selama ini, penumpang KRL hanya membayar 50 persen dari tarif yang sebenarnya, sedangkan sisanya dibayar pemerintah melalui dana pelayanan publik, atau subsidi public service obligation (PSO).
Dalam Nota Keuangan RAPBN 2025 terungkap bahwa anggaran belanja Subsidi PSO tahun anggaran 2025 dialokasikan kepadaKAI sebesar Rp4,797 triliun. Dana ini akan digunakan untuk mendukung perbaikan kualitas dan inovasi pelayanan kelas ekonomi bagi angkutan kereta api antara lain.
Meski terdapat peningkatan dana subsidi PSO untuk kereta api, dalam dokumen tersebut juga terungkap rencana penerapan tiket elektronik berbasis NIK (nomor induk kependudukan) kepada pengguna transportasi KRL Jabodetabek. Penerpaan tiket berbasis NIK ini dinilai sebagai bentuk perbaikan agar subsidi lebih tepat sasaran. (hsb)
Load more