Jakarta, tvOnenews.com - Kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Sepanjang tahun 2023, nilai perdagangan kedua negara ini mencapai angka yang mengesankan, mencerminkan hubungan ekonomi yang semakin erat.
Peningkatan nilai perdagangan ini juga turut memperkuat posisi Indonesia di mata internasional, terutama dalam hal kemitraan strategis dengan negara-negara besar.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa total nilai perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat mencapai 34,5 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp548,5 triliun (kurs Rp15.899). Pencapaian ini juga diikuti oleh surplus perdagangan yang signifikan untuk Indonesia.
"Amerika Serikat merupakan mitra dagang utama Indonesia. Nilai perdagangan kita sudah lebih dari 34,5 miliar dolar tahun lalu dan kita mengalami surplus yang cukup besar," ungkap Menlu Retno dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.
Retno menegaskan bahwa Amerika Serikat adalah salah satu mitra dagang utama bagi Indonesia, yang terus berperan penting dalam perekonomian nasional.
Saat ini, pemerintah Indonesia sedang mempercepat negosiasi terkait perjanjian perdagangan mineral kritis (Critical Mineral Agreement) serta perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dengan Amerika Serikat.
Selain dengan Amerika Serikat, Indonesia juga mencatat surplus perdagangan dengan Rusia sebesar 3,3 miliar dolar AS atau setara Rp52,4 triliun sepanjang tahun 2023. Surplus ini menjadi indikasi kuatnya hubungan ekonomi Indonesia dengan berbagai negara.
Untuk memperkuat hubungan perdagangan, pemerintah Indonesia juga mendorong penyelesaian perundingan Indonesia-EU Russian Economic Union Free Trade Agreement, yang diharapkan dapat meningkatkan perdagangan antara Indonesia, Rusia, dan negara-negara anggota Uni Eropa (UE).
Kementerian Luar Negeri juga mengundang seluruh duta besar yang baru menjabat dari sepuluh negara sahabat untuk menghadiri Trade Expo Indonesia, pameran perdagangan terbesar yang akan digelar pada 9-12 Oktober di Jakarta.
"Selain itu tentunya dengan sepuluh negara tersebut kita akan bicara mengenai kerja sama dalam pariwisata, konektivitas, pembangunan IKN dan lain-lain," tambah Retno.
Peningkatan nilai perdagangan yang signifikan ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam menjalin kemitraan strategis dengan berbagai negara. Ke depan, langkah-langkah strategis dan diplomasi ekonomi yang kuat diharapkan terus memperkokoh posisi Indonesia di kancah perdagangan global. (ant/rpi)
Load more