"Infrastruktur perkebunan rakyat ini masih sangat sederhana dengan fasilitas penunjang yang sangat minim. Hal ini menyebabkan rantai suplai sagu dari hulu ke hilir menjadi terbatas," katanya.
Agus juga menekankan pentingnya peningkatan keterampilan atau sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung produksi sagu. Menurutnya, SDM yang ada saat ini masih minim untuk pengembangan industri pengolahan sagu, sehingga memerlukan perhatian khusus.
"Oleh karena itu, ini perlu perhatian khusus untuk mempercepat peningkatannya," ucap Agus.
Sebagai upaya untuk meningkatkan hilirisasi pengembangan sagu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah melakukan berbagai langkah, termasuk pengembangan diversifikasi produk, fasilitasi kerja sama antar industri pengolahan dan pengguna, mendorong program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta program restrukturisasi mesin dan peralatan bagi industri pengolahan sagu.
Dengan edukasi yang tepat dan dukungan infrastruktur yang memadai, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan sagunya dan menjadi salah satu produsen sagu terbesar di dunia. (ant/rpi)
Load more