Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan bahwa sulit untuk masuk ke pasar Uni Eropa terlebih ekspor produk perikanan.
Hal ini disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Kelautan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Hendra Yusran Siry dalam acara Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Semester I Tahun 2024 Vol.1.
Hendra menjelaskan bahwasanya ada hambatan non tarif yang terjadi apabila ingin menembus pasar Uni Eropa. Oleh karena itu pemerintah tengah berupaya melakukan pendekatan diplomasi.
“Kita mencoba menembus pasar Uni Eropa, saat ini memang ada hambatan non tarif termasuk juga dengan di Amerika,” jelas dia, di Gedung Mina Bahari KKP, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2024).
“Nah hambatan non tarif ini yang juga kita lakukan pendekatan secara diplomasi bilateral dan diplomasi ekonomi, bekerja sama dengan kedutaan kita yang ada di berbagai negara,” sambung dia.
Hendra mengatakan apabila Indonesia berhasil menembus pasar Uni Eropa, maka nilai ekspor produk perikanan akan meningkat pesat.
Sebagai informasi, Amerika Serikat masih menjadi negara utama tujuan ekspor produk perikanan Indonesia dengan nilai ekspor sebesar 889,39 juta dolar AS, selanjutnya diikuti Tiongkok sebesar 556,04 juta dolar.
ASEAN sebesar 353,93 juta dolar, Jepang dengan nilai ekspor sebesar 285,47 juta dolar, dan Uni Eropa sebesar 193,35 juta dolar.
Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023, penurunan ekspor terjadi pada ekspor ke Amerika Serikat dan Jepang, sedangkan ekspor ke Tiongkok, ASEAN dan Uni Eropa mengalami peningkatan. (Agr/rpi)
Load more