Pusat Data Nasional Kocar-kacir Tapi Menkominfo Tak Mau Mundur, Eks KPK Emosi Dengan 'Asian Value': Saking Ngawurnya
- YouTube Novel Baswedan
Jakarta, tvOnenews.com - Dua mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan dan Aulia Postiera tampak geregetan terkait jebolnya Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS 2.
Serangan siber ransomewere terhadap PDNS Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) membuat data-data penting dan sensitif milik satu negara kocar-kacir dan berisiko lenyap.
Atas insiden beresiko tinggi, eks penyidik KPK menyinggung integritas para pejabat yang mestinya bertanggung jawab.
Dalam hal ini, pejabat Kemkominfo atau kementerian terkait semestinya berani menyatakan sikap undur diri karena telah gagal menjaga data satu negara.
"Tapi kasus ini saya tidak pernah melihat sesuatu yang sangat serius, buktinya apa? Tidak ada pejabat yang merasa bertanggung jawab dan mengundurkan diri," kata Novel Baswedan di YouTube pribadinya, dikutip Sabtu (29/6/2024).
Merespons pernyataan tersebut, Aulia Postiera menyinggung mentalitas para pejabat yang sering berdalih sekaligus menyentil soal Asian Value yang belakangan ini dijadikan alasan untuk bersikap toleran terhadap hal-hal yang sebenarnya keliru.
"Negara kita beda budayanya, ini Asian Value (versi Indonesia). Kalau Asian Value-nya Jepang, biasanya dia mundur," celetuk Aulia.
Padahal, soal lumpuhnya pusat data nasioanal adalah persoalan yang sangat serius.
Kejadian tersebut bahkan bisa digolongkan luar biasa karena serangan peretasan tersebut ibaratnya adalah serangan terhadap sebuah negara.
"Nggak ada teladan di negara ini, di sini nggak ada pejabat ketika terjadi masalah saat dia mengundurkan diri dengan jantan mengatakan bahwa dia gagal, nggak ada!," kata Aulia yang tampak kecewa.
"Begitu juga pejabat-pejabat kita yang ada di Kementerian dan Lembaga, boro-boro. KPK yang seharusnya standar etiknya tinggi saja nggak bisa melakukan itu," tambahnya.
Aulia memberi contoh, jika kejadian ini terjadi di Jepang atau China mungkin para pejabatnya sudah sadar untuk mengundurkan diri.
Sayangnya dalam banyak kasus kejadian-kejadian besar, sangat jarang atau bahkan tidak pernah terdengar ada pejabat di Indonesia yang mengundurkan diri karena merasa gagal.
"Saya gak emosi dengar Asian Value yang dijelaskan oleh si Arie dan Budi (red: total politik)," ujar Aulia.
Load more