Setelah PMK Muncul Penyakit LSD, Dua Sapi di Sleman Terjangkit
- Tim tvOne - Andri Prasetiyo
Pada kasus LSD di lapangan walaupun tingkat kematian atau mortalitas dibawah 10%, namun sering dilaporkan tingkat kesakitan atau morbiditas dapat mencapai 45%.
"Dampak yang ditimbulkan LSD adalah penurunan produksi susu yang signifikan, penurunan berat badan, infertilitas, sterilitas pada sapi pejantan bibit, keguguran dan kerusakan kulit permanen sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang besar," beber Pram.
Terpisah, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meminta pemilik hewan ternak sapi untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit Lumpy Skin Disease tersebut.
"Kemarin saya dapat laporan sudah ditemukan dua kasus dan dikonfirmasi itu penyakit LSD. Saya minta agar para pemilik sapi di seluruh Sleman untuk jangan panik dan tetap waspada," terang Kustini.
Kustini menyampaikan, Pemkab Sleman melalui Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) telah melakukan berbagai langkah-langkah strategis sebagai upaya penanggulangan penyakit LSD. Di antaranya dengan melakukan komunikasi, memberikan informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat.
Peternak juga dihimbau agar segera melaporkan kejadian penyakit ternaknya kepada petugas Puskeswan terdekat, melakukan pemisahan ternak sakit (isolasi) serta rutin membersihkan kandang.
"Kita juga minta kandang ternak itu biosecurity-nya ditingkatkan, diberi desinfeksi secara rutin, ternak diberikan pakan yang bersih dan berkualitas, serta pengendalian lalu lintas hewan rentan dengan segera dilakukan vaksinasi LSD," ucapnya.
Ditambahkan Kustini, Pemkab Sleman telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY untuk meminta vaksin ke Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian.
"Kita sudah minta melalui pemerintah provinsi untuk meminta vaksin ke Kementrian. Nantinya vaksinasi akan segera dilakukan jika vaksin sudah kami terima," pungkas Kustini. (Apo/Buz)
Load more