Yogyakarta, DIY - Sejumlah pengunjung Malioboro baik wisatawan domestik hingga turis asing ikut serta dalam kegiatan membatik massal, dalam memperingati hari batik nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober, Sabtu (1/10/2022) di kawasan pedestrian Malioboro tepatnya sisi barat Pasar Beringharjo.
Selain sebagai upaya edukasi dan mengenalkan budaya batik kepada pengunjung, kegiatan ini juga untuk mendukung Malioboro sebagai panggung pertunjukan terpanjang di Jogja.
Salah satu pengunjung yang ikut berpartisipasi yakni Eed Van Deerven, wisatawan asal Belanda. Eed mengatakan, dirinya tertarik mengikuti kegiatan membatik massal, karena ingin mencoba secara langsung proses membuat batik. Menurutnya, motif yang melekat pada batik punya ciri khas yang kuat dan butuh proses yang panjang sejak pengerjaan awal sampai siap dikenakan.
"Saya kebetulan berlibur bersama keluarga dan mengunjungi beberapa kawasan wisata yang ada di Jogja. Saya tertarik mengikuti membatik massal untuk merasakan pengalaman dan sensasinya," kata Eed.
Tidak hanya edukasi membatik, peringatan hari batik nasional itu juga dirayakan dengan berbagai suguhan atraksi kepada pengunjung Malioboro dengan serba-serbi kain batik. Pengunjung dihibur dengan fashion show on the street yang menampilkan berbagai macam motif batik, kemudian ada pula tari-tarian dengan menggunakan kain batik oleh berbagai komunitas.
Salah satu pemrakarsa acara, yang juga Manajer Toko Hamzah Batik, Yanuar Nugroho mengatakan, edukasi membatik massal itu menyediakan kain batik sepanjang 20 meter yang telah dicap untuk digunakan oleh para pengunjung.
Bertajuk event budaya Sabtu Kliwon Hari Batik, pengunjung dan wisatawan yang tertarik bisa langsung mencoba tanpa dipungut biaya. Antusiasme pengunjung menikmati acara dan kegiatan membatik masal cukup signifikan. Tidak hanya pengunjung dewasa saja, anak-anak pun ikut menjajal sensasi membatik.
Dengan sabar dan telaten, mereka perlahan-lahan menggoreskan malam yang disiapkan ke atas kain. Kain batik sepanjang 20 meter itu dibuat berjejer di pedestrian Malioboro dilengkapi dengan pewarna, cat, malam, kompor beserta cantingnya.
Adapun motif batik yang disediakan merupakan motif yang kadung dikenal oleh banyak orang misalnya motif parang atau kawung. Dengan coraknya yang tidak terlalu banyak dan detail, membuat pengunjung tidak terlalu sulit untuk membatik.
"Motifnya hanya yang biasa ada parang dan kawung. Ini kan hanya dasar saja karena memang tujuannya edukasi jadi pengunjung sudah relatif tahu. Harapan kita Jogja sebagai kota batik dunia bisa mengenalkan batik kepada lebih banyak orang," kata Yanuar.
Sementara seorang wisatawan asal Jakarta, Fani (25) memyebutkan membatik ternyata tidak semudah seperti yang ia bayangkan.
"Kaget aja.. tapi pastinya seru banget yaa, eh pas ke Malioboro ada kegiatan hari batik, tapi ya ini baru pertama kali saya membatik... ya saat menggores warna batik memang butuh ketelitian dan hasilnya masih berantakan banget," ucapnya bersemangat.
Sebagai generasi muda, Fani juga mengapresiasi kegiatan budaya di Malioboro. Ia berharap batik tetap menjadi ikon pariwisata di Yogyakarta. Kegiatan ini juga memberi edukasi bagi wisatawan yang berkunjung.(nur/chm)
Load more