Juara Umum Porda DIY, Sleman Pecahkan Rekor Dua Kali Hattrick

Sleman, DIY - Kabupaten Sleman keluar sebagai juara umum Pekan Olahraga Daerah (Porda) XVI DIY tahun 2022. Hasil ini sekaligus mengantar kontingen Sleman juara tiga kali berturut-turut atau hattrick.

Sebelumnya pada tahun 2017 dan 2019, Sleman juga menjadi juara umum ajang olahraga daerah dua tahunan itu. Ini juga sekaligus menjadi hattrick kedua yang diraih Sleman setelah sebelumnya juara tiga kali berturut-turut pada tahun 2005, 2007, dan 2009.

Keberhasilan dua kali hattrick ini menjadi rekor baru pada Porda DIY karena belum pernah ada sebelumnya.

"Terwujud sudah dari tagline-nya sembada hattrick lagi, Sleman hattrick lagi, sudah tidak mimpi tapi kenyataan," kata Wakil Ketua Umum KONI Sleman, Sukiman di Pemkab Sleman, Jumat (9/9/2022).

Dari data perolehan medali hingga hari ini pukul 08.00 WIB, Sleman memperoleh 162 medali emas, 157 perak, dan 152 perunggu. Sementara jumlah medali emas yang diperebutkan adalah 471.

Dari hitung-hitungan yang ada, perolehan medali Sleman tidak akan bisa terkejar oleh Kabupaten Bantul di posisi kedua dengan 135 emas. Bahkan, jumlah perolehan medali emas dari kontingen Sleman bisa bertambah karena masih ada cabang olahraga yang dipertandingan di hari terakhir hari ini, yakni Panjang Tebing, dan Aeromodeling.

Jumlah perolehan 162 medali emas ini menurut Sukiman sudah mendekati target, yakni 165 medali emas.

"Kita berharap ada tambahan emas di Panjat Tebing. Kemudian dari cabor yang menjadi juara umum tahun lalu di Kota Yogyakarta kita 10 cabor, saat ini perkiraan kita ada 14 cabor, berarti ada kenaikan 4 cabor yang juara umum," terangnya.

Meski menjadi juara umum, tapi Sukiman mengaku ada juga cabang olahraga yang tidak memperoleh medali emas sama sekali. Cabor tersebut adalah Berkuda dan Anggar.

Pada Porda kali ini, Sleman mengikuti sebanyak 44 cabor. Adapun cabor yang tidak mendapatkan emas tersebut karena ada beberapa faktor.

"Faktornya ada banyak tapi salah satu yang menjadikan tidak berhasil (mendapat emas) itu adalah organisasinya itu sendiri. Lebih kepada pengelolaan atlet dan manajemennya, mulai dari pelatih, atlet, dan tentu saja dukungannya yaitu keuangan," bebernya.