Sleman, DI Yogyakarta - Suhu udara di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta terasa lebih dingin atau mbediding dibanding biasanya dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan suhu dingin yang melanda Yogyakarta disebabkan adanya pergerakan massa udara dari Australia.
"Adanya pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering ke Asia melewati Indonesia yang dikenal dengan Monsoon Dingin Australia," kata Reni, Selasa (26/7/2022).
Reni memaparkan penyebab lainnya suhu dingin di Yogyakarta adalah tutupan awan yang relatif sedikit dan pantulan panas dari bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan oleh awan.
Sehingga, langsung terbuang dan hilang ke angkasa. Ditambah lagi, kandungan air di dalam tanah menipis dan kandungan uap air di udara juga rendah.
Hal ini dibuktikan dengan rendahnya kelembapan udara.
Load more