Sleman, DIY - Sebanyak 62 penulis dari latar belakang berbeda, mengirimkan gagasan untuk salah satu kandidat calon presiden 2024, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Para penulis tersebut berasal dari kalangan aktivis, akademisi, peneliti, hingga praktisi gerakan sosial.
Gagasan tersebut dititipkan melalui sebuah buku setebal 541 halaman dengan judul "Mata Air Indonesia Baju; Sebuah Bunga Rampai Gagasan kepada Calon Presiden Cak Imin". Buku terbitan Gramedia Pustaka Utama itu kemudian dikupas oleh filsuf Rocky Gerung, Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensat), Sastrawan Aguk Irawan, dan Aktivis Perempuan, Humas Nur.
"Ini adalah rangkaian panjang dari bedah buku yang direncanakan akan diadakan di 100 kota di Indonesia. Ini langkah serius seorang calon presiden Cak Imin untuk mengeksplorasi seluas-luasnya gagasan di masyarakat, mengorganisirnya, sehingga bisa dikristalkan dalam kampanye dan program kerja," kata ketua penyelenggara bedah buku, Haji Danuri, Minggu (26/6/2022).
Menurut Danuri, buku tersebut terdiri dari gagasan para pakar seperti Danang Widoyoko dan Arie Sujito. Buku tersebut perlu dibedah agar tidak hanya menjadi barang elitis yang hanya tersedia di tak toko buku.
Gagasan para pakar tentang apa saja pekerjaan rumah seorang Cak Imin mesti dikonfirmasi kepada masyarakat luas secara langsung.
"Waktu (pilpres) masih dua tahun kurang sedikit. Berbeda dengan calon lain yang hanya memperhatikan posisi urutan dalam perhitungan elektabilitas, Cak Imin lebih berkonsentrasi mengorganisir gagasan dan pemikiran untuk masa depan Indonesia," terangnya.
Filsuf Rocky Gerung dalam bedah buku tersebut membahas terkait kebhinnekaan yang sebenarnya harus dimulai dari Presidential Threshold nol persen. Presidential Threshold 20 persen menurut Rocky sudah membatalkan kebhinnekaan.
"Buku ini sebetulnya semacam ujian buat kita bahwa di dalamnya ada kebhinnekaan di situ, mampu gak Cak Imin atau semua capres mewujudkan soal environment, gender equality, soal global politic, semuanya ada di situ," ungkap Rocky.
Load more