Yogyakarta, DIY - Seni menggambar menjadi salah satu karya seni yang tak lekang oleh jaman. Imajinasi para seniman menuntun kita untuk memandang horison yang lebih luas.
Bahkan di setiap relung ekologi dari beragam kehidupan bisa jadi sumber inspirasi para seniman dari generasi ke generasi. Pun ketika teknologi menyajikan imajinasi itu ke dalam visual sehingga pengunjung bisa memilih cara baru menyaksikan karya seniman Elly Oldman yang menarik.
Inilah yang menjadi sudut pandang pada karya yang dipamerkan di ruang Galeri IFI LIP (Lembaga Indonesia Perancis) Yogyakarta bertajuk "The Great Story Of Infinite Drawing" karya seniman muda Perancis, Elly Oldman.
Setelah sekian lama tutup dikarenakan pandemi dan adanya renovasi, Galeri IFI LIP akhirnya buka kembali untuk umum yang ditandai dengan pergelaran pameran “ The Great Story of the Infinite Drawing” oleh seniman Prancis Elly Oldman, pada Senin 6 Juni hingga Jumat 17 Juni mendatang. Pameran “The Great Story of the Infinite Drawing” setidaknya membuka kembali optimisme para seniman untuk terus berkarya.
Salah satu pemerhati seni, Jeannie Park, menyampaikan bahwa bagi dirinya karya Elly Oldman memunculkan rasa yang berbeda. Bagaimanapun seni telah diterima di jaman yang serba digital. Setidaknya itu hal yang menggembirakan. Terlebih selama masa Pandemi Covid19, para seniman seolah matisuri.
"..selama 2 tahun dilanda pandemi, para seniman harus bangkit kembali, dengan apapun caranya agar karya seni kembali bisa dinikmati," ungkap Jeannie.
Jeannie Park juga secara tulus mengapresiasi IFI LIP Yogyakarta yang telah menggelar sekaligus memberi ruang bagi para seniman, terlebih karya seni juga memberi edukasi bagi generasi mendatang.
Pameran “The Great Story of the Infinite Drawing” awal mulanya adalah kisah seorang seniman muda Perancis bernama Elly Oldman, yang mengalami kecelakaan dan harus tinggal di tempat tidurnya selama berbulan – bulan. Untuk menghilangkan rasa bosan, dia memutuskan untuk belajar menggambar. Setelah beberapa bulan, gambarnya semakin bagus dan dia akhirnya membuat karya gambar evolutif, yang berisi tentang aspirasi dan inspirasi yang didapat dari sekitarnya.
Dia menggambar menggunakan tablet dan mengunggah tiap bagian ke Instagram (@theinfinitedrawing), gambarnya semakin besar hingga mencapai ketinggian 14 meter dan menarik 18.000 pengikut di Instagram!
Sukses besar, dia memutuskan untuk menampilkan karyanya dalam bentuk lukisan interaktif raksasa (5mx2,4m). Dalam lukisan ini terdiri dari ratusan elemen, tokoh, detil detil acuan yang tersembunyi, Elly Oldman berkisah kepada kita sebuah fabel yang luar biasa dan menakjubkan, kisah tentang anak kecil dan robot yang pergi berkelana untuk menyelamatkan dunia yang menjadi aneh karena bencana ekologi.
Dengan support smartphone dan tablet digital dan aplikasi yang dibuat, para pengunjung dapat menemukan berbagai animasi yang tersembunyi dalam gambar. Para pengunjung dapat menikmati petualangan dalam gambar dan menjadi pemeran dalam cerita berkat teknologi Augmented reality.
Berbagai aktivitas yang menyenangkan dan juga mendidik seputar pameran dapat dinikmati secara gratis di IFI LIP untuk anak mulai usia 4 tahun.
Menurut François Dabin, Direktur IFI LIP Yogyakarta, IFI LIP sangat berbangga dapat membuka kembali pintu galerinya untuk pengunjung setelah renovasi dalam acara pameran.
“Pameran yang menyenangkan dan juga mendidik ini ditujukan untuk khalayak umum secara luas dan unik karena kisahnya yang original dan kreatif dari segi inovasi, berkat teknologi augmented reality," ungkapnya.
IFI LIP berharap pengunjung bisa mendapatkan sesuatu dari karya Elly Oldman setidaknya bagi anak anak atau pelajar tentang pentingnya menjaga alam sekitar maupun berimajinasi.
“Sudah ada beberapa sekolah SD baik Negeri maupun sekolah Internasional yang mendaftar untuk kunjungan,” pungkasnya.(nur/chm)
Load more