Yogyakarta, DIY – Tanpa terasa, 16 tahun sudah berlalu. Gempa bumi yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah telah meluluhlantakkan ribuan bangunan.
Pada hari ini (27/5/2022), Yogyakarta kembali memperingati hari terjadinya gempa bumi yang menghantam kota ini 16 tahun yang lalu.
Beberapa fakta yang dapat kami sampaikan, berikut fakta tentang terjadinya gempa bumi di Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 yang dikutip dari berbagai sumber.
1.Gempa terjadi pagi hari
Gempa yang terjadi di wilayah perairan Kabupaten Bantul, Yogyakarta telah mengakibatkan kerusakan yang cukup parah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul yang dilansir dari VIVA, gempa yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 ini terjadi sekitar pada pukul 05.54 WIB. Gempa yang berkekuatan 5,9 sekala richter ini mengguncang bumi Yogyakarta selama 57 detik.
2.Banyak korban dalam kejadian ini
Akibat dari gempa tersebut, banyak korban jiwa maupun bangunan yang roboh rata dengan tanah juga mengalami kerusakan, khususnya di daerah Bantul, Yogyakarta. Jumlah korban yang meninggal di wilayah Bantul ada 4.143 orang, dengan ribuan rumah yang rusak.
Korban gempa wilayah DIY dan Jawa Tengah bagian selatan yang tercatat lebih dari 5.782 orang meninggal dunia, 26.299 orang luka berat dan luka ringan. Selain itu, lebih dari 390.077 rumah roboh akibat gempa tersebut.
3.Lokasi di Perairan Wilayah Bantul, D.I.Yogyakarta
Gempa yang telah mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya berasal dari perairan laut selatan wilayah Kabupaten Bantul, D.I.Yogyakarta. Telah dilansir dari Viva, Posisi episentrum gempa yang terjadi saat itu pada koordinat 8,26 Lintang Selatan (LS) dan 110,33 Bujur Timur (BT), atau pada jarak 38 KM selatan Yogyakarta pada kedalaman 33 KM.
Gempa tersebut terjadi akibat proses tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia pada jarak sekitar 150 KM hingga 180 KM kea rah selatan dari garis pantai Pulau Jawa.
4.Erupsi Gunung Merapi 14 Juni 2006
Gempa yang terjadi pada (27/5/2006) lalu mengalami gempa susulan. Dikutip dari laman resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Terekam pada jaringan seismik Gunung Merapi, telah terjadi gempa susulan pasca kejadian gempa dihari pertama sekitar 115 kali gempa susulan. Diikuti di hari berikutnya, gempa susulan semakin berkurang.
Akibat dari adanya gempa tersebut terjadi peningkatan kecepatan pada pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi yang semakin tidak stabil. Sehingga awan panas juga semakin sering terjadi menjadi 94 kejadian/hari. Akhirnya Erupsi Merapi terjadi setelah kejadian gempa tektonik Bantul pada tanggal (14/6/2006).
5.10 tahun kemudian didirikan sebuah monumen
Setelah 10 tahun, Yogyakarta mengenang kejadian yang menelan banyak korban ini dengan dibangun sebuah Momumen. Monumen berupa tugu prasasti yang di bangun di Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, D.I.Yogyakarta. Tempat ini dipilih karena sebagai episentrum terjadinya gempa tersebut.
Menurut artikel yang dikutip pada laman resmi Kelurahan Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, gempa bumi tersebut berpusat pada titik pertemuan antara sungai opak dengan sungai Oya di Dusun Potrobayan, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Tugu Prasasti ini dibangun untuk mengenang dan mengingatkan, serta meningkatkan kesadaran warga Bantul terhadap tanggap bencana. Warga Bantul menjadi wilayah yang banyak memakan korban jiwa dari peristiwa gempa bumi ini. (Kmr)
Load more