Buntut Banjir Bandang dan Longsor di Wilayah Sumatera, Pakar UGM Sarankan Restorasi Vegetasi Hutan
- istimewa
Yogyakarta, tvOnenews.com - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar) memicu perhatian akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Pakar Hidrologi Hutan dan Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) UGM, Hatma Suryatmojo menilai bahwa kerusakan vegetasi hutan menjadi salah satu faktor yang memperparah dampak bencana, sehingga restorasi hutan dinilai perlu dilakukan.
Menurutnya, kerusakan ekosistem hutan di hulu DAS telah menghilangkan daya dukung dan tampung ekosistem hulu untuk meredam curah hujan tinggi.Â
Hilangnya tutupan hutan berarti hilang pula fungsi hutan sebagai pengendali daur air kawasan melalui proses hidrologis intersepsi, infiltrasi, evapotranspirasi, hingga mengendalikan erosi dan limpasan permukaan yang akhirnya memicu erosi masif dan longsor yang menjadi cikal bakal munculnya banjir bandang. Salah satu poin yang ditekankan perbaikan vegetasi hutan di sekitar DAS.
"Hutan di wilayah hulu DAS berperan vital sebagai penyangga hidrologis. Vegetasi hutan yang rimbun ibarat spons raksasa yang menyerap air hujan ke dalam tanah dan menahannya agar tidak langsung terbuang ke sungai," kata Hatma, Senin (1/12/2025).
Berbagai hasil penelitian pada hutan tropis alami di Kalimantan dan Sumatera menunjukkan kemampuan hutan untuk menahan dan menampung air hujan di tajuk (intersepsi) mencapai 15-35% dari hujan.
Sementara, permukaan tanah yang tidak terganggu mampu memasukkan air ke dalam tanah (infiltrasi) hingga 55% dari hujan, sehingga limpasan permukaan (surface runoff) yang mengalir ke badan sungai hanya tersisa 10-20% saja.
"Belum lagi, kemampuan hutan untuk mengembalikan air ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi yang bisa mencapai 25-40% dari total hujan. Dengan demikian, hutan menjaga keseimbangan siklus air, mencegah banjir di musim hujan sekaligus menyediakan aliran dasar saat musim kering," ucapnya.
Sebaliknya, ketika hutan hulu rusak atau gundul, siklus hidrologi alami ikut terganggu dan semua fungsi hutan berpotensi hilang. Peran hutan untuk intersepsi, infiltrasi dan evapotranspirasi akan hilang.
Air hujan yang deras tak lagi banyak terserap karena lapisan tanah kehilangan porositas akibat hilangnya jaringan akar.
Load more