Ratusan Anak Direkrut Jadi Teroris Lewat Game Online, Kapolri Minta Masyarakat Perketat Kontrol Digital
- Tim TvOne - Sri Cahyani Putri
Sleman, tvOnenews.com - Kepolisian Republik Indonesia belum lama ini mengungkap temuan mengejutkan terkait pola baru perekrutan jaringan terorisme melalui game online yang menyasar anak-anak.
Data Densus 88 menunjukkan, terdapat 110 anak berusia 10-18 tahun di 23 provinsi terindentifikasi sebagai korban perekrutan.
Kasus tersebut menjadi perhatian bersama. Polri terus melakukan pendalaman sekaligus meminta masyarakat untuk memperketat kontrol digital.
"Tim kami terus melakukan pendalaman dan pelibatan masyarakat untuk bersama-sama mencegah dari awal baik dari lingkungan keluarga maupun pendidikan," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo seusai menghadiri apel Srawung Agung Kelompok Jaga Warga untuk Jogja Damai di Halaman Mapolda DIY, Jumat (21/11/2025).
Menurut Kapolri, keterlibatan masyarakat penting sehingga anak-anak terjaga dari dampak perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini.
"Jangan sebaliknya, justru nanti menjadikan generasi-generasi kita menjadi korban," ucapnya.
Kapolri pun melihat ada hal-hal yang harus ditertibkan dalam penggunaan teknologi informasi, tidak dalam rangka pembungkaman, tapi memberikan edukasi yang lebih baik. Sehingga, masyarakat hingga anak-anak terselamatkan dari potensi paparan bahaya oleh paham-paham tertentu.
"Bila hal ini dibiarkan akan membahayakan keselamatan masyarakat dan jiwa orang lain," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, ratusan anak yang terindentifikasi sebagai korban perekrutan dari lima tersangka yang ditangkap lewat tiga kali pengungkapan sejak akhir November 2024 hingga November 2025. Kelima tersangka inisial FW alias YT (47), LM (23), PP alias BMS (37), MSPO (18) dan JJS alias BS (19). (scp/dan)
Load more