Atasi Darurat Sampah Hingga Akhir Desember 2025, Pemkot Yogyakarta Targetkan Kelola 50 Ton Sampah Sisa Makanan Harian
- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Yogyakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengambil langkah serius dalam menangani persoalan sampah, khususnya sampah sisa makanan (food waste) yang selama ini menjadi penyumbang sampah perkotaan.
Hingga akhir tahun ini, pihaknya menargetkan sampah sisa makanan harian ini bisa terkelola dengan baik.
"Targetnya sampai Desember ini, kita bisa mengambil 50 ton sampah sisa makanan harian orang Yogyakarta," kata Hasto Wardoyo, Wali Kota Yogyakarta, Selasa (7/10/2025).
Dia melanjutkan, langkah ini sekaligus mengurangi volume sampah di depo-depo yang mana terjadi penumpukan belakangan terakhir ini.
"Beberapa hari yang lalu, kita mencegah (food waste yang masuk) ke depo, ada 415 ember sisa makanan seperti nasi, sayur dengan masing-masing ember isinya 25 kg," ucap Hasto.
Kendati demikian, terobosan ini tidak bisa berjalan tanpa keterlibatan masyarakat. Maka dari itu, pihaknya merubah kebiasaan masyarakat mulai dari membagikan sarana penampungan seperti ember maupun galon.
Selanjutnya, sisa makanan dapur yang terkumpul dipilah dan dimasukkan ke dalam galon. Paginya, dituangkan dalam ember, setelah itu diangkut grobak. Dengan begitu, sampah sisa makanan tidak masuk ke depo.
"Ini adalah rekonstruksi sosial bagaimana melibatkan masyarakat dan merubah kebiasaan masyarakat soal sampah. Jika perilaku masyarakat tidak berubah, otomatis (depo) akan terisi lagi," ujar Hasto.
Seperti diketahui, kuota terakhir pembuangan sampah dari Kota Yogyakarta ke TPA Piyungan sampai akhir Desember 2025 dilaporkan berada di kisaran 2.400 hingga 3.000 ton.
Pemberian kuota ini karena kondisi TPA Piyungan yang sudah hampir penuh dan Kota Yogyakarta masih mengalami kondisi darurat sampah.
Selain mengelola sampah sisa makanan, Pemkot Yogyakarta berupaya memelihara dan menjaga sungai yang mengalir di wilayahnya baik Sungai Code dan Winongo.
"Saya menganggap Kali Code dan Kali Winongo bagaikan jalan raya kalau berlubang ditambal. Kalau sungai harus dirawat dan dibersihkan. Biasanya, kita hanya ada perawatan jalan. Ke depan, perlu ada perawatan sungai," pungkasnya. (scp/buz)
Load more