Lebih dari 10 Ribu Penduduk Bermukim di Bantaran Sungai, BPBD Kota Yogyakarta Imbau Waspada Cuaca Ekstrem
- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Yogyakarta, tvOnenews.com - BPBD Kota Yogyakarta menyampaikan kesiapannya dalam menghadapi cuaca ekstrem yang melanda daerah ini.
BPBD juga mengimbau warga agar merespon situasi kebencanaan dengan sigap. Berdasarkan pendataannya, ada lebih dari 10 ribu penduduk di Kota Yogyakarta yang bermukim di sejumlah bantaran sungai.
"Dari data, ada 13 kecamatan berada di bantaran sungai, kecuali Keraton karena tidak ada sungai. Untuk jumlah kelurahan ada 14 dari total 45 kelurahan. Kalau RW ada 125 dan masyarakatnya kurang lebih 10 ribuan," tutur Nur Hidayat, Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta saat konferensi pers di Balaikota Yogyakarta, Kamis (18/9/2025).
Untuk meminimalisir bencana hidrometeorologi, BPBD Kota Yogyakarta disebut telah menyiapkan baik peralatan maupun personil. Sementara ini, berbagai peralatan telah disiagakan di tiap-tiap kampung.
"Kendaraan roda tiga jenis Viar dari total 169 unit ada 42 yang rusak sehingga tersisa 127 unit. Kemudian ada 26 Early Warning System (EWS) banjir, namun ada satu yang dilaporkan rusak karena tersambar petir," ucap Hidayat.
Adapun, puluhan EWS banjir itu terpasang di Sungai Gajah Wong sebanyak delapan buah, Sungai Winongo ada tujuh yang mana empat di antaranya EWS manual serta Sungai Code 11 buah. Sedangkan, satu EWS yang rusak sudah diperbaiki. Pekan ini, BPBD Kota Yogyakarta akan memindahkan EWS tersebut ke area yang tidak mengancam rumah warga.
"Dulu, 169 kampung itu juga sudah kita bina dan diberikan edukasi terkait dengan penanggulangan bencana meliputi keterampilan penanggulangan, mitigasi ancaman bencana, jalur evakuasi baik swadaya maupun yang difasilitasi oleh BPBD," tutur Hidayat.
Selain itu kesiapan lain seperti perbaikan drainase di beberapa titik yang merupakan program dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) saat ini tengah berproses. Pun, pembersihan selokan maupun penebangan pohon.
Namun yang tidak kalah penting yaitu respon masyarakat terhadap situasi kebencanaan, terutama masalah cuaca ekstrem yang biasanya menimbulkan banjir, tanah longsor, atap rumah roboh maupun pohon tumbang. Maka dari itu, berbagai ancaman tersebut sebaiknya dilakukan mitigasi.
"Karena yang bisa menyelamatkan adalah diri sendiri. Kalau ada yang atap rumahnya mau roboh ya diperbaiki. Kemudian jika ada pohon yang rindang rawan roboh harus dipotong dan jika ada talud longsor dilaporkan," pungkas Hidayat. (scp/buz)
Load more