Polisi Periksa Delapan Saksi dalam Kasus Dugaan Keracunan Massal di Sleman
- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Sleman, tvOnenews.com - Polisi telah memeriksa kurang lebih delapan orang saksi dalam kasus dugaan keracunan massal di Tempel, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Mereka adalah pihak katering, penyelenggara hajatan pernikahan dan korban.
"Total kurang lebih delapan saksi. Semua penyelenggara sudah kita periksa. Kemudian, penyedia makanan sudah kita periksa semuanya, termasuk beberapa korban yang sudah sehat kita periksa juga," kata Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo, Kapolresta Sleman ditemui saat rilis kasus di Mapolresta Sleman, Selasa (11/2/2025).
Lebih lanjut, Polresta Sleman terus melakukan pengembangan terhadap kasus ini. Sebab, dugaan keracunan ini tidak hanya terdapat di satu lokasi. Selain Tempel, kejadian serupa juga terdapat di wilayah Mlati dengan pihak katering yang sama.
"Menurut penyampaian dari penyedia, khusus siomay di hari itu ada tiga pesanan. Dua pesanan tempatnya di Tempel dan Mlati itu ada keracunan, sementara satu tempat juga di Mlati belum ada (laporan keracunan)," ucapnya.
Dari pemeriksaan polisi, kata Edy, pihak katering mengaku memesan bahan baku pembuatan siomay dari orang lain.
Karena itu, polisi masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel makanan yang diduga menjadi pemicu keracunan tersebut.
"Karena kejadian ini sudah masuk KLB, semua dilibatkan termasuk BBPOM. Kita masih nunggu hasilnya. Kalau nanti ternyata tiba-tiba sengaja dengan bukan sengaja pasalnya beda," tutur Edy.
Diberitakan sebelumnya, keracunan massal di Dusun Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman diduga dari hajatan.
Prosesi pernikahan yang dihadiri sekitar 500 orang tamu tersebut digelar pada Sabtu (8/2/2025). Akan tetapi, pemilik hajatan telah menerima kedatangan tamu sejak sehari sebelumnya.
Menurut informasi, menu hidangan yang disajikan dalam dua hari tersebut dipesan dari pihak katering yang sama. Saat itu, menu yang dihidangkan selain siomay juga ada bakso, telur dan satai.
"Hajatannya digelar Sabtu dihadiri sekitar 500-an orang. Katering yang dipesan juga sama. Tapi, tamu yang hadir Jumat, Alhamdulillah gak apa-apa. Informasi dari orang-orang yang jadi korban saat menyantap makanan itu gak ada masalah," ungkap Agung Dwi Maryoto, Panewu Tempel.
Usai menyantap makanan tersebut, para tamu mengeluhkan diare, mual, muntah, pusing. Gejala yang dirasakan setiap orang pun tidak langsung terlihat, tergantung dengan kondisi masing-masing tubuhnya.
"Sabtu siang makan di hajatan itu, ada yang sampai malam baru terasa, tapi ada yang satu hari baru terasa juga. Tergantung kondisi tubuh masing-masing," kata Agung.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman per Senin (10/2/2025) pukul 13.13 WIB, total ada 160 orang yang menjadi korban keracunan massal di Dusun Krasakan. Rinciannya, 39 pasien opname, 14 pasien dalam observasi dan 107 pasien menjalani rawat jalan. (scp/buz)
Load more