Sleman, DIY - Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM Zaenur Rohman ikut menanggapi peluncuran mars dan himne Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lagu yang diciptakan istri Ketua KPK Firli Bahuri, Ardina Safitri itu disebutnya hanya sebuah gimik belaka.
Zen, sapaan akrabnya mengatakan, membuat himne dan mars sebenarnya sesuatu yang netral. Namun hal itu menjadi masalah ketika diciptakan oleh istri ketua KPK.
Zen khawatir hal itu justru bisa menimbulkan terjadinya benturan kepentingan. Pasalnya himne dan mars itu kemudian menjadi identitas dan bagian dari KPK.
"Itu menurut saya resiko timbul potensi benturan kepentingan dan itu artinya KPK sendiri tidak memitigasi resiko tersebut," katanya.
Zen juga menyoroti mekanisme pembuatan lagu tersebut apakah melalui sebuah kompetisi atau penunjukan langsung. Jika melalui sistem kompetisi maka pihak lain memiliki kesempatan ikut berkompetisi membuat mars dan himne tersebut.
"Kalau tidak ada itu semakin menunjukkan KPK itu sendiri tidak memberikan keteladanan di bidang fairness dan kompetisi yang sehat," ucap Zen.
Load more