Sejak dimulainya aktivitas pembangunan, warga merasa kecolongan karena tidak pernah adanya sosialisasi namun tiba-tiba pembangunan sudah dilaksanakan. Informasi yang berkembang juga simpang siur sehingga menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Beberapa petani penggarap dan peternak juga melaporkan tentang adanya dugaan paksaan dari pihak Kalurahan untuk segera menyerahkan tanah garapannya karena akan segera diratakan.
Padahal saat itu, kata Priya, ada sebagian tanaman yang beberapa hari lagi bisa dipanen namun terpaksa harus diratakan.
Pembangunan kelab malam menjadikan situasi kurang kondusif, karena adanya kekhawatiran masyarakat terkait rusaknya akhlak dan perpecahan antara masyarakat yang pro dan kontra.
Maka dari itu, para tokoh masyarakat setempat memfasilitasi pertemuan lewat forum Kronggahan menolak Liquid untuk menampung aspirasi warga.
"Kami coba menggali informasi dan solusi. Karena keterangan pasti tidak pernah kami dapatkan. Namun, proses pembangunan Liquid tetap berjalan. Sementara, desakan warga semakin kuat," kata Priya.
Arus penolakan semakin besar hal ini dibuktikan dengan adanya petisi penolakan. Kala itu, ada 1.211 tanda tangan warga yang menolak.
Load more