Yogyakarta, tvOnenews.com - Belakangan terakhir ini santer diberitakan mengenai petani lahan pasir di Sanden, Kabupaten Bantul ditawari pupuk kompos oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta namun yang dikirim mayoritas masih tercampur sampah plastik. Terkait persoalan tersebut, DLH Kota Yogyakarta akhirnya buka suara.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, DLH Kota Yogyakarta, Ahmad Heryoko menyebut, ada miss komunikasi dalam hal pengiriman pupuk kompos ke petani lahan pasir di Dusun Patihan, Kalurahan Gadingsari, Kapanewon Sanden.
"Ada miss komunikasi terkait sampah yang terkirim ke Sanden. Bahwa sopir yang membawa kesana (Sanden) kemarin ada kesalahan usai ditumpahkan ada sampah plastik yang tercampur," katanya kepada awak media di Kantor Diskominfo Kota Yogyakarta, Rabu (3/7/2024).
Heryoko menyampaikan bahwa kerja sama penawaran pupuk kompos antara DLH Kota Yogyakarta dengan petani di Sanden sudah terjadi sejak lama. Bahkan, kerja sama ini juga telah terjalin dengan petani di Kabupaten Sleman.
"Dengan Sleman sudah berjalan sudah 1 tahun lebih dan Bantul sekitar setahun," ucapnya.
Sebelum adanya kerja sama ini, lanjut Heryoko, para petani dari kedua wilayah tersebut juga telah melaksanakan peninjauan ke lokasi pengolahan sampah di TPS3R Nitikan. Disana, ada mesin gibrik yang memisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Adapun, sampah organiknya bisa menjadi bahan utama pembuatan pupuk kompos sebelum membutuhkan proses fermentasi untuk langsung digunakan memupuk tanaman. Dari hasil peninjuan para petani yang hadir di TPS3R Nitikan, mereka lalu memesan bahan pupuk kompos untuk dikirim ke lokasi aktivitas pertanian.
Selama ini, Heryoko mengeklaim, pengiriman sudah berjalan dengan baik.
"Kalau kemarin memang ada sedikit miss di lapangan bahwa ada pengiriman yang tidak bersih artinya masih tercampur sedikit dengan plastik. Dan ini yang kemarin sudah dikomplainkan petani kepada kami kok ada pengiriman yang tercampur," tuturnya.
DLH Kota Yogyakarta sudah memerintahkan untuk segera mengambil kembali sampah plastik yang tercampur tersebut.
"Hari ini sudah dilakukan pengembalian kembali," ungkap Heryoko.
Ia juga menegaskan, tidak ada proses jual beli dari kerja sama ini. Tawaran pupuk kompos dari DLH Kota Yogyakarta ini gratis, termasuk proses pengangkutan ke lokasi tujuan.
"Saya tegaskan tidak ada proses jual beli sama sekali yang kami lakukan di lapangan. Karena saling menguntungkan. Kami dibantu dalam proses lebih lanjut menjadi pupuk kompos. Petani mendapatkan keuntungan atas penerimaan sampah organik yang telah diolah menjadi kompos," tegasnya. (scp/buz)
Load more