Keseruan Warga Hingga Turis Berebut Gunungan dalam Grebeg Besar Keraton Yogyakarta
- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Penghageng II KHP Widyabudaya, KRT Rintaiswara menyampaikan Upacara Garebeg Pasar bermakna hajad dalem yakni upacara budaya yang diselenggarakan oleh keraton dalam rangka memperingati hari besar Agama Islam yakni Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dijelaskan, kata Garebeg atau disebut Grebeg berasal dari kata gumbrebeg yang mengacu pada deru angin atau keramaian yang ditimbulkan pada saat berlangsungnya upacara tersebut.
Adapun, gunungan sebagai simbol perwujudan kemakmuran keraton atau pemberian dari raja kepada rakyatnya.
"Jadi makna Garebeg Besar adalah perwujudan rasa syukur atau mangayubagya Idul Adha yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat lewat uborampe gunungan yang berupa hasil bumi dari tanah Mataram," jelas Kanjeng Rinta.
Sementara itu, Carik Kawedanan Widya Budaya, KRT Widyacandra Ismayaningrat menambahkan, konsep awal masyarakat yang memperoleh gunungan memang menunggu giliran.
Hal ini melambangkan kesabaran manusia. Berbeda dengan merayah yang kesannya bagi mereka yang kuat akan mendapatkan dahulu.
"Cara membawa dan memberikan uborampe pareden gunungan dengan diemban sebagai wujud penghormatan. Karena uborampe sebagai sedekah raja," tutur Kanjeng Candra.
"Ini wujud hormat dan sopan santun karena utusan dalem mengemban amanah untuk membagikan," sambungnya. (scp/buz)
Load more