BKK Dana Keistimewaan Urusan Pertanahan Mampu Sejahterakan Masyarakat DIY
- Tim tvOne - Tim tvOne
Sleman, tvOnenews.com - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) terus mengupayakan kesejahteraan masyarakat di tingkat bawah. Salah satunya melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Dana Keistimewaan (Danais) urusan pertanahan.
Paniradya Pati Kaistimewaan, Aris Eko Nugroho mengatakan, ini merupakan tahun kedua pihaknya menggelontorkan BKK Danais urusan kalurahan. Pada tahun ini ada 11 kalurahan yang mendapat BKK Danais urusan pertanahan.
"Nilainya tergantung dari masing-masing kalurahan dan komoditas yang mau dilakukan apa. Karena di tahun pertama masih berkaitan dengan pertanian tanaman pangan dan holtikultura," kata dia kepada tvOnenews.com, Rabu (22/11/2203).
Aris menjelaskan, pada tahun kedua ini sektor yang bisa dikelola menggunakan BKK Danais urusan pertanahan sudah bertambah. Tak hanya sektor pertanian, tapi bisa juga peternakan dan perikanan lele.
Foto: Pertanian cabai yang bersumber dari BKK Danais urusan pertanahan di Kalurahan Pondokrejo, Tempel, Sleman.
Menurutnya, ada 11 kebijakan dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang harus ditempuh untuk mendapatkan BKK Danais urusan pertanahan. Salah satunya kalurahan tersebut harus tertib administrasi soal pertanahan.
"Usulannya dari kalurahan, kemudian ada diskusi berapa KK (Kepala Keluarga) yang terlibat, kemudian baru muncul aktivitas mau dilakukan apa di situ," ungkapnya.
Lurah Caturharjo, Kapanewon Sleman, Agus Sutanto menyatakan, tahun ini pihaknya mendapatkan BKK Danais urusan pertanahan sebesar Rp 388 juta. Bantuan itu dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui budidaya tanaman cabai dan peternakan kambing.
"Tahun ini realisasinya untuk keluarga miskin ada 60 KK untuk budidaya cabai lahannya 6 hektare. Untuk yang peternakan kambing ada 4 kelompok masing-masing 15 orang, jadi total 120 orang (budidaya cabai dan kambing)," ujarnya.
Adanya BKK Danais urusan pertanahan diakui Agus sangat membantu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terlebih saat ini harga cabai di pasaran terbilang tinggi, menembus Rp 60-80 ribu per kilogram dari tingkat petani.
"Harga tinggi kan otomatis masyarakat penerima (BKK Danais urusan pertanahan) untungnya sangat signifikan. Secara umum kesejahteraan masyarakat yang menerima ini sudah meningkat.
Agus melanjutkan, pada tahun depan pihaknya akan mengajukan lagi BKK Danais urusan pertanahan dengan menambah sektor yang dikelola. Yakni membuat rumah sambal untuk mengatasi saat harga cabai murah, serta budidaya lele untuk menambah gizi mencegah stunting.
Load more