Perhatian atau pendampingan terhadap nasib perempuan buruh gendong di Pasar Beringharjo juga telah dilakukan baik komunitas hingga lembaga sosial lainnya. Salah satunya Yayasan Annisa Swasti atau Yasanti yang telah sejak thlahun 1992 memberikan pendampingan dan berkegiatan bersama buruh gendong.
Menurut Umi Asih, Ketua II Yasanti, berbagai kegiatan rutin dan berkala juga digelar mulai pemberdayaan, pertemuan rutin, hingga pemeriksaan kesehatan bagi buruh gendong dengan membentuk Paguyuban Buruh Gendong Sayuk Rukun.
" Pendampingan yang kami lalukan sejak tahun 1992, kami melakukan pertemuan rutin, pengurus bulanan, ada pemeriksaan kesehatan, diskusi tentang ketenagakerjaan, dan beberapa kegiatan lain terutama pemberdayaan, penguatan ekonomi," jelas Umi.
Menurut Asih, tak sedikit dari para perempuan buruh gebsong yang memang berusia lanjut, namun beban yang harus ditanggung demi mencukupi lebutuhan hidup sehari-hari tetap dilakukan.
Ia buruh berharap, pemerintah bisa lebih memperhatikan nasib buruh gendong, dengan memberikan fasilitas tempat bekerja yang layak serta berbagai kebijakan yang menguatkan ekonomi buruh gendong.
Saat ini, Yayasan Annisa Swasti telah melalukan pendampingan di empat pasar tradisional dengan total perempuan buruh gendong mencapai 400 orang.
"Untuk pendampingan kami ada di Pasar Beringharjo 208 buruh gendong, 133 buruh pasar Giwangan, 40 orang di pasar Gamping san 12 orang di pasar Kranggan serta 26 orang di paguyuban perempuan pekerja," pungkas Umi Asih. (nur/buz)
Load more