Yogyakarta, tvOnenews.com - Pejabat Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo mengecam keras aksi kekerasan yang berujung bentrok antara dua massa di Jalan Tamansiswa Kota Yogyakarta pada Minggu (4/6) malam lalu.
Menurut Singgih bentrokan tersebut berdampak pada rasa kenyamanan dan keamanan masyarakat terlebih saat ini pemerintah Yogyakarta sedang menumbuhkan kepercayaan publik dan menarik sebanyak mungkin wisatawan yang datang.
"Saya sangat menyayangkan sekali dan mengecam keras kejadian itu dan saya berharap tidak akan terulang lagi di masa masa ke depan," ucap Singgih
Singgih menambahkan, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sedang berusaha untuk mengembalikan kepercayaan publik dan membangun rasa nyaman bagi warga maupun wisatawan di Kota Yogyakarta.
"Di saat kami membangun kepercayaan publik, kemudian kami juga membangun rasa aman dan nyaman bagi para masyarakat Jogja dan wisatawan di Jogja, justru di akhir long weekend ada kejadian itu," kata dia.
Saat ditemui di kantor Wali Kota Kompleks Balaikota Yogyakarta, Singgih juga sangat menyayangkan terjadinya kerusakan Museum Dewantara yang merupakan cagar budaya dan peninggalan Ki Hadjar Dewantara akibat imbas bentrokan massa.
"Terkait kerusakan di Museum Nusantara kita akan berkoordinasi dengan instansi terkait kalau bangunan cagar budaya nanti kita akan bersama Dinas Kebudayaan untuk mendata lebih dalam kerusakan dan agar penanganannya bisa tepat, dan tidak keliru" jslasnya.
Menurut dia, peristiwa kericuhan yang terjadi kemarin seharusnya tidak terjadi lagi pada masa mendatang.
"Tentu ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan wisatawan, membuat rasa aman nyaman wisatawan itu terhindar dari kejadian-kejadian yang seperti kemarin. Tentu ini sangat saya sayangkan ya kejadian itu," ungkap Singgih.
Ia mengimbau kepada masyarakat Kota Yogyakarta agar tak mudah terpancing provokasi yang dapat membuat kegaduhan dan dapat membuat onar di Kota Yogyakarta.
"Saya ingin memastikan bahwa masyarakat Jogja cinta damai, sehingga kami mengajak masyarakat kota Jogja dan sekitarnya tidak kemudian mudah terpancing akan provokasi," pungkas Singgih. (nur/buz)
Load more