Sleman, tvOnenews.com - Gunung Merapi di perbatasan DIY-Jateng kembali mengalami erupsi dan mengeluarkan awan panas pada Sabtu, 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB. Sejak saat itu, erupsi susulan terus terjadi dan jumlahnya mencapai puluhan kali selama beberapa hari.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta masih menerapkan status Gunung Merapi pada level 3 atau siaga. Status siaga ini ditetapkan sejak 5 November 2020.
Berbicara terkait Gunung Merapi tak bisa lepas dari sosok sang juru kunci, Kliwon Suraksohargo Asihono atau kerap disapa Mas Asih. Ia adalah putra dari mendiang Mbah Maridjan.
Mas Asih dilantik sebagai juru kunci Merapi pada 4 April 2011 di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ia bergelar Mas Lurah Suraksosihono.
Menurut Asih, erupsi Merapi yang terjadi belakangan ini dianggap sebagai fenomena biasa. Apalagi Merapi termasuk ke dalam gunung yang paling aktif.
"Menurut saya biasa ya karena namanya Merapi gunung yang aktif, menurut saya ya biasa-biasa saja," kata dia dihubungi lewat sambungan telefon, Kamis (16/3/2023).
Asih menyampaikan, erupsi Merapi yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir memang seharusnya terjadi. Proses keluarnya awan panas dan material vulkanik berlangsung sedikit demi sedikit.
"Memang harus dikeluarkan sedikit-sedikit biar nanti tidak meletus yang lebih besar," ungkapnya.
Asih juga menjelaskan terkait arah luncuran awan panas yang berbeda dibanding sebelumnya. Jika setelah erupsi 2010 lebih dominan ke arah tenggara, tapi kini justru mengarah ke barat daya.
"Arah ke barat daya itu yang ada materialnya itu, materialnya ya daerah situ yang dialiri. Mungkin daerah yang lain yang kena dampaknya kena abunya, paling gitu," ujar Asih.
Terkait aktivitas Gunung Merapi yang sempat meningkat dalam beberapa hari terakhir, Asih memberikan 'wejangan' kepada semua warga.
Asih mengimbau warga yang berada di kawasan lereng Merapi untuk tetap tenang, tapi meningkatkan kewaspadaan. Utamanya kepada warga yang tinggal di dekat aliran sungai berhulu Merapi.
"Terutama yang kena aliran material itu harus hati-hati dan harus ditingkatkan kewaspadaannya biar nanti kalau ada aktivitas di situ harus selalu waspada, nanti misalnya ada guguran atau lava yang turun sewaktu-waktu biar tahu. Dan sekiranya kalau itu membahayakan ya lebih baik menjauh dulu," imbaunya.
Sementara terkait aktivitas penambangan pasir, Asih juga mengimbau agar menjauh dari radius bahaya yang telah ditetapkan. Apalagi Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo sudah mengeluarkan surat edaran yang meminta aktivitas pada radius 5 km dari puncak untuk dikosongkan.
"Kaitan penambangan karena yang mengatur sudah ada surat edaran dari Bupati ya untuk diindahkan, supaya nanti kalau ada letusan dan lain sebagainya itu tidak membahayakan dan tidak kena gitu lho," pungkasnya. (Apo/Buz).
Load more