Dia menyampaikan petugas yang diterjunkan menjaga TPS dibantu dari personel Satgas sungai dan pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. Petugas berjaga secara sift dengan tugas mendata warga yang membuang sampah ke TPS dan jumlah sampahnya.
Menurutnya penjagaan depo dan TPS itu bagian dari penguatan pengurangan volume sampah yang dibawa ke TPA Piyungan. Sejak gerakan zero sampah anorganik berlaku mulai Januari 2023 sampai awal Februari, volume sampah dari Kota Yogyakarta yang dibawa ke TPA Piyungan berkurang sekitar 35 ton/hari.
Jumlah itu meningkat dibandingkan pada pertengahan Januari lalu sekitar 17 ton/hari. Sebelumnya, volume sampah dari Kota Yogyakarta yang dibawa ke TPA Piyungan rata-rata sekitar 260 ton/hari.
“Ini adalah upaya penguatan agar pengurangan sampah di depo bisa lebih meningkat. Karena kami juga ditarget Sekber Kartamantul harus bisa mengurangi volume sampah. Paling tidak tiga bulan ke depan volume yang dibuang ke TPA Piyungan bisa berkurang mencapai 50 ton per hari,” terangnya.
Dalam gerakan zero sampah anorganik, setiap kepala perangkat daerah, kepala kantor pemerintah, kepala sekolah, perguruan tinggi, pelaku usaha dan warga masyarakat Kota Yogyakarta harus melakukan pengelolaan sampah meliputi pengurangan dan penanganan.
Penanganan sampah dengan pemilahan, pengumpulan dan penyaluran. Setiap rumah tangga wajib melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik disetorkan ke bank sampah karena depo atau TPS menerima sampah organik dan residu. (Nur/Buz)
Load more