Medan, Sumatera Utara - Aksi pembakaran Al-Qur’an oleh pemimpin politik Denmark - Swedia Rasmus Paludan terus memicu kemarahan dan gelombang massa oleh umat muslim di berbagai negara, termasuk Indonesia. Terkait pembakaran Al-Qur’an, puluhan Mahasiwa Muslim dari berbagai kabupaten/Kota di Sumatera Utara turun ke jalan dengan menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sumut, Senin (6/2/2023) siang.
Dalam orasinya, puluhan mahasiswa muslim yang tergabung Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Se-Sumatera Utara mereka mengecam dan mengutuk keras aksi pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan seorang politisi Swedia itu.
“Pembakaran Al-Qur’an oleh Paludan jelas tindakan penistaan terhadap agama islam. Sebab Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diyakini oleh pemeluk agama islam. Dengan alasan apapun tentu tidak dapat dibenarkan sebab tindakan itu tidaklah beradab, kami sebagai mahasiswa muslim tidak terima atas perbuatan Rasmus Paludan dan mengecam penista Al-Qur’an itu,” kata Muhammad Haryono saat menyampaikan orasinya di depan Gedung DPRD Sumut.
Selaku Kordinator Aksi Mahasiswa, Haryono menegaskan, penistaan agama tidak dapat ditoleransi atas nama apapun. Sehingga sang pelaku harus ditindak tegas. Sebab jika tidak, maka akan memicu konflik umat beragama dan antarnegara.
“Sebagai Organisasi Mahasiswa Muslim di Indonesia kami akan tetap menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan umat beragama, akan tetapi pemimpin politik Denmark - Swedia Rasmus Paludan itu tetaplah harus ditindak tegas dan apabila dibiarkan dapat memicu kerukunan umat beragama antar negara,”tegas Haryono.
Sementara, aksi unjuk rasa mahasiswa terkait penista Al-Qur’an ini, kemudian diterima Anggota DPRD Sumut Abdul Rahim Siregar. Menyikapi aspirasi mahasiswa, anggota DPRD Sumut dari Fraksi PKS itu mengatakan, perbuatan keji oleh Politikus Denmark yakni Rasmus Paludan adalah tindakan tidak cerdas yang ingin mengusik ketenangan di dunia.
“Atas kecerobohan sosok orang tidak cerdas, orang tidak cerdas itu apa namanya “bodoh” teriak Mahasiswa. Sekali lagi kalau tidak cerdas apa namanya “bodoh” teriak Mahasiswa lagi. Inilah yang dilakukan oleh Politikus Denmark itu,” ucap Abdul.
Abdul menyebutkan perbuatan Rasmus Paludan pelaku pembakaran Al-Qur’an adalah tindakan tidak terpuji sehingga membuat marah umat muslim dan dapat memicu konflik terjadi perang dunia ke-3. Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PKS itu meminta agar Duta Besar Denmark di Indonesia meminta maaf.
“Saya sebagai anggota dewan dan seorang muslim, dalam ini tegas saya katakan apa yang dilakukan oleh Paludan adalah perlakukan seorang yang sangat bodoh dan mengecam semua itu. Saya inggin Duta besar Denmark yang ada di Indonesia Jakarta dan di Kota Medan harus minta maaf, segera kalau tidak angkat kaki, saya sebagai anggota DPRD tidak main-main,” tegas Abdul.
Berikut beberapa sikap dari pada massa aksi:
1. Mengecam tindakan pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan politikus Swedia Rasmus Paludan
2. Mendesak pemerintah Swedia untuk menindak tegas pembakaran Al-Qur’an
3. Mendukung pemerintah Indonesia untuk terus mengawal isu pembakaran Al-Qur’an sampai tuntas. (Zul/Nof)
Load more