Lampung Selatan, Lampung - Dipicu intensitas hujan yang tinggi sejak beberapa hari terakhir membuat aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, mengalami erupsi sejak Senin (23/1/2023) dini hari.
"Kemungkinan bisa juga disebabkan curah hujan yang cukup tinggi di sana.Sehingga menimbulkan Freatik. Namanya Freatik itu letusan yang tiba-tiba dan tidak bisa diprediksi," kata petugas pos pemantau Gunung Anak Krakatau, di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Senin (23/1/2023).
Selain intensitas hujan, lanjut Suwarno, kumpulan energi GAk yang disimpan sudah terlalu banyak sehingga letusan mudah terjadi.
Suwarno menjelaskan, freatik membuat gunung memuntahkan material debu vulkanik, namun tidak melelehkan magma. Ia berbeda dengan erupsi lava yang melelehkan cairan magma dan cenderung tidak meletus. Erupsi freatik juga bisa terjadi tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya.
"Sampai saat ini masih ada letusan namun kecil-kecil. Gunung Anak Krakatau mengeluarkan abu vulkanik setinggi 300 hingga 500 meter di atas permukaan kawah gunung," jelasnya.
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan abu vulkanik yang mengarah ke timur condong ke wilayah Pelabuhan Bakauheni dan sekitarnya.
Pantauan terkini letusan yang disertai hembusan awan panas terjadi sejak Senin (23/1/2023) dini hari pukul 00.41 hingga 09.24 WIB.
"Masyarakat dan wisatawan diminta untuk tetap waspada dan dilarang mendekati gunung anak krakatau dengan radius 5 kilometer," tandas Suwarno. (Puj/Nof)
Load more