Medan, Sumatera Utara - Nasabah PT Panin Dai-Ichi Life, Jhoni Halim, kecewa terhadap perusahaan tersebut karena mengingkari atau tidak patuh terhadap hukum atas keputusan pengadilan di Indonesia. Di mana nasabah yang harusnya menerima pembayaran pertanggungan senilai Rp1 miliar, ditambah bunga 10 persen setiap bulan sampai hari ini (15/8/2022) belum dilaksanakan pihak asuransi jiwa Panin Dai-Ichi Life. Jadi ada total yang harus dibayarkan kurang lebih Rp7 miliar.
Hal tersebut dibeberkan Kuasa Hukum Jhoni Halim, Junirwan Kurnia dari Kantor Law Office Kurniawan & Associates, kepada tvonenews.com, Senin (15/8/2022). kemudian, ia mengatakan, perkara dimulai pada tahun 2017 di mana Rudy, anak Jhoni Halim meninggal dunia.
“Lalu Jhoni Halim mengajukan klaim pencairan pertanggungan kepada Panin Dai-Ichi Life senilai Rp1 miliar, namun dengan berbagai alasan hal itu tidak juga dibayarkan. Setelah satu tahun perusahaan tersebut tidak menunjukkan itikat baik, Jhoni Halim menggugat PT Panin Dai-Ichi Life ke Pengadilan Negeri (PN) Medan dengan register perkara No.837/Pdt.G/2018/PN.Mdn yang diputus pada 25 Juni 2019,” tutur Junirwan Kurnia.
"Putusannya menyatakan PT Panin Dai-Ichi Life wanprestasi dan harus bayar pertanggungan Rp1 miliar ditambah dengan bunga 10% setiap bulan terhitung sejak klaim diajukan pada November 2017 sampai dibayar lunas," sambung Junirwan Kurnia, didampingi Adamsyah, Mardi Santiwijaya dan Amwizar, kepada wartawan, Senin (15/8/2022).
Dia menambahkan, karena Panin Dai-Ichi Life berada di wilayah hukum PN Jakarta Barat, maka Ketua PN Medan meminta bantuan PN Jakarta Barat untuk melakukan sita eksekusi/pemblokiran terhadap dua rekening bank milik PT Panin Dai-Ichi Life.
Lalu pada tanggal 8 Agustus 2022, juru sita PN Jakarta Barat melakukan sita eksekusi/pemblokiran terhadap dua rekening PT Panin Dai-Ichi Life yakni satu rekening dalam bentuk valuta asing (valas) dan satu lagi rupiah. Namun ketika dilakukan sita eksekusi/pemblokiran, ternyata yang valas dalam dolar AS hanya ada saldo US$3.066,98. Sementara rekening rupiah sudah ditutup.
"Kondisi tersebut membuat klien kami sangat kecewa dan heran bagaimana mungkin perusahaan sebesar itu tidak memiliki uang di rekeningnya. Dan bagaimana nasib nasabah-nasabah yang akan mengajukan klaim terhadap asuransi ini," kata Junirwan.
Lanjutnya menuturkan, pihaknya tidak tahu apakah hal ini disengaja atau tidak disengaja. Tapi yang jelas, ia katakan, dipertanyakan bagaimana eksistensi perusahaan seperti ini bisa beroperasi di Indonesia dengan rekening seperti ini.
“Kami tentu akan terus upayakan agar klien kami dibayar secara penuh sesuai dengan putusan pengadilan. Kami minta supaya perusahaan patungan Indonesia-Jepang ini jangan main-main dengan hukum Indonesia dan harus segera melaksanakan putusan pengadilan," kata Junirwan.
Ditanya apakah tahu alasan Panin Dai-Ichi Life tidak membayarkan nilai pertanggungan tersebut, dikatakan Junirwan tidak tahu. Dia mengatakan, kalau misalnya dibilang tidak mampu, perusahaan tersebut bisa dipailitkan.
“Dia (Panin Dai-Ichi Life-red) tidak mengatakan apa-apa. Sebagai alasan diam saja," katanya.
Karena hingga kini diam saja, dia jelaskan, maka pihaknya akan melaporkan perusahaan tersebut ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengawas industri asuransi di Indonesia. Salah satu pemegang saham di PT Panin Dai-Ichi Life ini adalah PT Panin Financial yang merupakan perusahaan yang sudah Tbk. Kalau tidak dibayar juga, ia jelaskan, akan diminta OJK untuk men-suspend perusahaan ini dari pasar modal.
"Pihak Panin Dai-Ichi Life juga tidak ada komunikasi hingga saat ini. Awalnya, klien kita cuma diminta kerelaan untuk menerima pengembalian uang premi saja dan tentu saja tidak mau. Secara hukum, keputusan ini sudah inkracht. sehingga Panin Dai-Ichi Life harus patuh pada putusan hukum ini. Dia tidak bisa lari kemana pun. Kita akan kejar terus sampai kapan pun harus bayar," tegas Junirwan.
Lebih lanjut dia menegaskan, tidak ada alasan apapun dan diminta ini perhatian pemerintah Indonesia dalam hal ini OJK, Menteri Keuangan dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Tolong diperhatikan. Bagaimana nasib nasabah lain. Ini marwah hukum Indonesia. Tolong diperhatikan," kata Junirwan. (Bsg/Aag)
Load more