Batam - Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) dan Rumah Sakit Daerah Embung Fatimah (RSUD-EF) menjadi dua rumah sakit rujukan dalam menangani kasus cacar monyet di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Tidak hanya itu, untuk langkah antisipasi pihaknya juga mengeluarkan surat edaran terkait antisipasi cacar monyet, dan meminta rumah sakit serta Puskesmas untuk aktif dalam mendeteksi penyelidik cacar monyet.
Hal ini berdasarkan temuan di tanggal 27 Juli lalu, saat Rumah Sakit Elizabeth Batam Kota melaporkan satu kasus dengan ciri-ciri menyerupai cacar monyet. "Kita minta aktif di Batam ada laporan kasus yang menyerupai cacar monyet. Ada delapan kontak erat yang diperiksa. Petugas juga menanyai riwayat perjalan pasien, dan ternyata dia tidak melakukan perjalanan keluar negeri. Alhamdulillah hasil sampel baru kelar siang ini, dan hasilnya negatif," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam, Budi Santosa, mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mendatangkan alat pendeteksi cacar monyet.
"Tentu kami sangat berharap dan mendorong pusat menyegerakan bantuan alat ini. Karena nanti kalau ada sampel pasti kami tetap akan kirim ke pusat," paparnya.
Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet merupakan virus zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia. Sebagian besar hewan yang rentan dengan penyakit ini adalah hewan pengerat seperti tikus gambia, tupai, primata dan lain sebagainya.
Penularan cacar monyet dilakukan dari hewan kepada manusia yang terjadi karena kontak langsung seperti terkena darah, cairan tubuh, lesi kulit dan mukosa dari hewan yang terinfeksi. Makan daging yang tidak matang juga faktor risiko yang mungkin saja terjadi.
Gejala yang ditimbulkan oleh cacar monyet bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu melakukan pengobatan lanjutan. Namun disarankan untuk melakukan perawatan pada ruam dan membiarkannya kering dan menutupinya dengan perban untuk melindungi dari debu. (ahs/wna)
Load more