Konflik Gereja HKBP Pabrik Tenun Berlanjut! Puluhan Jemaat Walk Out dari Gereja saat Pendeta Romundang Sitorus Khotbah
- Tim tvOne/Ahmidal Yauzar Hutagalung
Medan, Sumatera Utara - Jemaat Gereja meminta Pendeta Romundang Sitorus dipindahkan dari Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pabrik Tenun.
Saat ibadah berlangsung, puluhan jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun meninggalkan Gereja di Jalan Pabrik Tenun, Sei Putih, Medan Petisah, Sumatera Utara, Minggu (26/06/2022).
Hal itu berlangsung ketika seorang Pendeta bernama Romundang Sitorus menaiki mimbar. Satu persatu, jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun keluar ruangan Gereja.
Terlihat pada prosesi ibadah berlangsung, sejumlah Polisi dan Satpol PP tanpak berjaga-jaja di halaman Gereja.
Jemaat Gereja HKPB Pabrik Tenun, Benhur Marpaung, mengatakan bahwa aksi itu dilakukan karena para jemaat merasa telah dibohongi oleh pengkhotbah.
"Buat apa kita menghadiri ibadah, jika pengkhotbah selalu melakukan kebohongan dan selalu berlawanan dengan hati nurani kita. Secara hati nurani, kami para jemaat tidak pernah setuju atas kehadiran beliau, dikarenkan sudah begitu banyak masalah yang beliau timbulkan," katanya.
Selaku jemaat, Benhur Marpaung sangat menyesalkan atas tindakan Pendeta Romundang Sitorus yang selalu tanpa musyawarah menetapkan kepengurusan Gereja.
"Yang saya lihat seperti pengangkatan bendahara huria, sekretaris huria dan pengurus gerja lainnya. Dia nyatakan itu sudah melalui rapat, padahal mereka diangkat sebelum rapat huria, itukan suatu kebohongan.
Melihat tindakan pendeta tersebut yang dinilai arogan atau semena-mena tanpa musyawarah saat mengambil keputusan, jemaat gereja meminta sang Pendeta dipindahkan dari HKBP Pabrik Tenun.
"Intinya satu, dia dipindahkan dari HKBP ini," tegasnya.
Kuasa Hukum Jemaat, Dwi Ngai Sinaga menjelaskan, bahwa pengamanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian pada Gereja HKBP Pabrik Tenun dinilai sudah sangat berlebihan.
"Jemaat ini bukan penjahat. Lihat pengamanannya luar biasa, ini sudah berjalan 2 bulan," tuturnya.
Lebih lanjut Kuasa Hukum Jemaat mengungkapkan, para jemaat sudah lama menunggu tindakan Ephorus HKBP. Kenyamanan ibadah sangat dinanti para jemaat.
"Sudah 2 bulan jemaat menunggu respon dari Ephorus HKBP, kenapa tidak tanggap dengan hal begini. Gereja berdiri itu karena jemaat, maunya pemimpin paling atas memahami apa keluhan jemaat," ungkapnya.
Dwi Ngai Sinaga membeberkan, pada tanggal 21 Mei 2022, jemaat ditangkapi seperti teroris. Penjagaan gereja oleh polisi, satpol pp dan para kepala lingkungan (kepling) dinilai telah menciptakan suasana yang mencekam.
Load more