Digitalisasi Sistem Pembayaran, Sebagai Strategi dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
- Istimewa
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa transaksi pembayaran digital di wilayah kerja KPw BI Sibolga, khususnya penggunaan QRIS, mengalami peningkatan signifikan. Hingga akhir 2024, nilai transaksi QRIS di Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah mencapai Rp89,3 miliar, tumbuh sebesar 57,17% secara tahunan. Bahkan hingga Mei 2025, jumlahnya meningkat menjadi Rp98,6 miliar, dengan rata-rata transaksi bulanan mencapai Rp19,7 miliar.
Dari sisi pelaku usaha, tercatat sebanyak 27.400 merchant di dua wilayah tersebut telah menggunakan QRIS, mayoritas berasal dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pertumbuhan ini mencapai 16,2% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan semakin tingginya akseptasi masyarakat terhadap sistem pembayaran digital.
Namun demikian, Riza mengakui masih terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam mengimplementasikan ETPD secara menyeluruh. Antara lain, belum meratanya penerimaan masyarakat terhadap digitalisasi, masih rendahnya kesadaran pemerintah daerah, serta peran Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang belum optimal di beberapa aspek.
“Setiap daerah memiliki tantangan yang unik. Namun kami tetap berkomitmen untuk terus memberikan fasilitasi, edukasi, dan dukungan, termasuk melalui kegiatan seperti sosialisasi, publikasi, rapat koordinasi, dan event nasional yang akan terus digelar sepanjang tahun 2025 ini," pungkas Riza.
Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi momentum percepatan digitalisasi sistem pembayaran di Kota Sibolga serta mendorong peningkatan kinerja dan capaian program ETPD di tingkat lokal demi terwujudnya tata kelola keuangan daerah yang madern,efisien, dan transparan.
Load more