Kutacane, Aceh Tenggara - Dinas Pertanian Aceh Tenggara telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 8.285 ton kepada para petani di Aceh Tenggara.
Namun mirisnya harga pupuk urea bersubsidi di Aceh Tenggara, kini masih melambung tinggi mencapai 180 hingga 200 ribu rupiah per sak.
Salah seorang petani di Kecamatan Darul Hasanah, Kabupaten Aceh Tenggara, mengeluh. Pasalnya pupuk urea sangat susah didapat dan harganya pun cukup mahal, padahal kuota pupuk bersubsidi di Aceh Tenggara mencukupi.
"Setiap kami membeli hanya mendapat satu sak pupuk urea dan ditambah paket sebanyak dua kg pupuk bersubsidi yang seharusnya pupuk nonsubsidi," ujar Dodi
Mirisnya keadaan ini dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menaikan harga sepihak melebih Harga Eceran Tertinggi (HET) kepada para petani.
Para petani pun menduga adanya permainan yang dilakukan oleh oknum distributor pupuk bersubsidi di Kecamatan Darul Hasanah dan Lawe Bulan.
Para pedagang pupuk mengaku sangat kecewa terhadap distributor, padahal Dinas Pertanian sudah mengalokasi pupuk urea subsidi sebanyak 1.054 ton. Ia mengaku sudah mengusulkan pupuk subsidi untuk masuk ke kiosnya, namun pihak distributor menolak, padahal kiosnya sudah bertahun tahun menjual barang-barang pertanian.
Bahkan pedagang lainnya di Kecamatan Deleng Pokison yang tidak mau disebutkan identitasnya, mengaku harus membayar kepada pihak distributor sebesar 10 juta rupiah dengan alasan sebagai uang administrasi untuk syarat Kios Pupuk Lengkap (KPL), seperti Usaha Dagang (UD).
Ketua Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Doli, yang merupakan Kepala Desa Mamas Indah, mengatakan pihaknya sudah mengusulkan kepada pihak distributor terkait tidak masuknya pupuk urea bersubsidi. Ia menduga pedagang tersebut kurang jalin komunikasi kepada distributor.
Kepala Dinas Pertanian Aceh Tenggara, Riskan mengatakan jatah pupuk tahun 2022 di Aceh Tenggara, untuk pupuk urea berjumlah 8.285 ton, kemudian untuk sp36 sebanyak 1.025 ton, pupuk ZA sebanyak 3.989 ton, NPK sebanyak 2.755 ton, dan pupuk organik sebanyak 950 ton.
Riskan menambahkan ada tujuh distributor pupuk bersubsidi yang tersebar di 16 Kecamatan di Aceh Tenggara, yaitu untuk distributor Pupuk Iskandar Muda (PIM) terdapat lima CV yaitu CV. Hari Tani, CV. Rian Tani, CV. Halimjaya, CV. Saudara Baru dan CV. Retani. Sementara distributor Petrokimia Gresik terdapat dua CV yaitu CV. Al Farisi dan CV. Saudara Kembar yang ada di Aceh Tenggara.
“Untuk jatah pupuk di Kecamatan Darul Hasanah, Pupuk Urea sebanyak 1.054 Ton, Sp36 sebanyak 157 ton, Za sebanyak 89 ton, NPK sebanyak 1.269 Ton dan Organik 2.206 ton,” kata Riskan.
Ia juga mengatakan HET penebusan pupuk urea bersubsidi per saknya 112 ribu rupiah, namun pihak distributor diduga mematokkan kepada pihak kios dengan harga 120 ribu rupiah, sehingga menyebabkan tingginya harga pupuk bersubsidi di Aceh Tenggara.
“Apabila distributor pupuk bersubsidi nakal yang berhak melakukan blacklist adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Tenggara,” ungkapnya.
Salah satu distributor pupuk urea bersubsidi dari CV. Retani pun mengakui adanya permainan kenakalan distributor lain di lapangan.
“Yang seharusnya pupuk bersubsidi jenis NPK, Poska, Organik, dan ZA disalurkan kepada kios yaitu sebanyak 10 ton nyatanya yang diterima hanya 2 hingga 3 ton saja yang selama ini bermain distributor yang nakal,” (Lantra/Nof)
Load more